Kamis, 30 Juli 2015

Ujian Kehamilan

Diposting oleh Camelia di Kamis, Juli 30, 2015 0 komentar
Waktu masih khawatir jika hamil awal, salah seorang temen pernah menasehati. Jika sekarang belum siap, bukankah ada waktu 9 bulan untuk mempersiapkan diri? Untu belajar?
Dia benar.

Maka ketika benar-benar Allah telah memberi momongan, ikhtiarlah kami. Meski perasaan masih aneh, beneran nih aku mau punya anak? Ya Allah, hamil itu kayak apa, sih? Bisa nggak ya jadi ibu yang baik? dsb. Tapi intinya, menjadi orang tua sudah merayapi hati kami.
Waktu itu, aku dinyatakan positif ketika mendekati lebaran. Ketika mudik lebaran, tersebarlah berita gembira tersebut pada keluarga. Semua mengucap alhamdulillah..

Lebaran berlangsung ramai seperti biasa. Dari Jogja pulang ke Temanggung, lalu perjalanan ke Sragen (tempat simbah) pake mobil. Bolak-balik ke Jawa Timur mengunjungi saudara. Lalu setelah beberapa hai, kembalilah ke Temanggung. Lanjut sowan ke keluarga suami.

Lalu, ujian datang.
Aku pendarahan ringan, tanpa kontraksi. Aku pernah dinasehati untuk tidak kecapekan. Tapi beginilah badan merasa tidak lelah. Ternyata dedek di rahim kelelahan. Malam sebelum tidur ke kamar mandi dan aku kaget setengah mati. Apakah aku keguguran?
Langsung panggil suami dan menangis. Hampir menangis semalaman jika suami tidak mengingatkan untuk jangan menambah stres dengan menangis. Aku mengamini, dan tangis berhenti. Tapi rasanya dada sesak sekali. Allah, apakah aku kuat jika harus kehilangan? Allah apakah aku telah lalai dengan amanahmu? Dan sepanjang malam terus berdoa, berusaha tenang, dan istirahat.

Paginya kami ke bidan. Bidan menyatakan abortus iminer atau ancaman keguguran. Diberi obat dan diminta kontrol 3 hari lagi. Aku bersyukur bidan tidak menyabar-nyabarkan atau sebaliknya menyalahkan. Bidan hanya menyampaikan dengan netral.
"Ketika kopulasi terjadi, maka janin yang kuat akan bertahan. Hasil kopulasi yang buruk, seperti apapun dipertahankan biasanya akan tetap gugur. Jadi, insya Allah jika hasil kopulasi mbak dan mas baik, maka bisa bertahan. Jika memang tidak mampu bertahan, ada kemungkinan memang hasil kopulasi kurang baik. Mbak perlu menyiapkan hati." Sekilas mirip menakut-nakuti, ya? Tapi jika hasil kopulasi kurang baik, ada kemungkinan janin cacat atau dengan gangguan. Maka dengan jawaban tersebut, meski sedih aku tetap mempersiapkan diri. Mempersiapkan untuk bahagia, atau untuk menanggung kesedihan.

Doa tak pernah berhenti, "Semoga kamu kuat, nak." "Semoga Allah ridha kita berkumpul hingga kelak kau besar, nak." dan pengharapan sejenis.

Qadarullah, alhamdulillah... hari ketiga flek tak ada sama sekali, mampet. Maka bidan menyatakan insya Allah kehamilan berlanjut. Ikhtiarpun kami lanjutkan. Subhanallah, ternyata hampir kehilangan begitu banget rasanya. Meski awalnya belum siap, ternyata kami sudah merasa menjadi orang tua.

Semoga Allah meridhai kami berkumpul hingga tua kelak. Amiiin...


Selamat membaca dan Happy blogging! \(^0^)/

0 komentar:

Posting Komentar

Mari berdiskusi! Silahkan, bekomentar dengan sopan! :D

 

Bunga Rumput Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei