Senin, 01 September 2014

1st Day Writing Challenge: Yourself

Diposting oleh Camelia di Senin, September 01, 2014 0 komentar
Hai! ^^

Siapa kamu? Apa yang akan kamu jawab ketika sesorang bertanya padamu demikian?

Namaku Rizqia Annisa. Aku suka bunga rumput. Bunga yang lain juga suka, sih.. >.<
Dari dulu, aku selalu tertarik dengan perasaan dan jalan pikir. Aku penasaran dengan perasaan semua orang dan suka mengira-ira apa yang dipikirkan mereka. Waktu kecil, aku pernah berpikir sambil mengamati orang-orang di sekitarku. Kurang lebih begini,

Apakah aku hidup? Apakah orang-orang itu hidup? Apakah orang-orang ini bisa berpikir? Atau Cuma aku yang berpikir? Lalu untuk apa ada mereka kalau mereka tidak berpikir? Apa untuk aku? Tidak mungkin untuk aku, buat apa? Berarti mereka berpikir. Lalu, apa yang mereka pikirkan? Apa semua pikiranya berbeda-beda?”

Kalimat tersebut tentu saja sudah dibahasakan dengan bahasa yang aku pahami sekarang. Karena aku lupa bagaimana bahasa pikiranku waktu kecil. Yang aku ingat cm cara berpikirku. :D

Jadi intinya, karena bekal penasaran tentang rasa dan pikiran itulah aku mencari tentang diriku. Iya, rasa penasaran itu dimulai dari diriku sendiri. Seperti apa aku? Bagaimana caraku berpikir? Kenapa aku begini? Kenapa aku begitu?

Aku sempat nggak kenal diriku sendiri. Jadi aku harus selalu punya alasan kenapa aku jarang nangis? Kenapa aku gampang marah karena hal-hal tertentu? Karena mengenal diri sendiri itu merupakan langkah awal sebelum mengenal Allah. Jadi, aku tambah semangat.

Semakin dewasa, semakin banyak ilmu tentang pengenalan diri yang aku pelajari. Banyak ilmu psikologi populer yang membantu aku mengenali diri sendiri. Ilmu itu juga menjadi bekal buatku untuk mengenali orang lain. Bahkan ketika aku sedang penasaran apakah aku ekstrovert atau introvert, aku rela begadang sampai pagi demi memuaskan rasa penasaranku. Rasa penasaran saat belajar psikologi dan dunia anak dapat memacu serotoninku dan membuatku susah tidur.

Sejauh ini, yang aku tahu dari diriku adalah:
*Sangunis-melankolis
*Ekstrovert dengan kecenderungan ambivert
*ESFP à Extravert, Sensing, Feeling, dan Percieving

Masih banyak lagi hal-hal kecil yang bakal panjang banget kalau dijelaskan dalam postingan ini. Kali waktu, mungkin bisa dibahas lagi. :D

Aku masih terus belajar mengenali diriku sendiri, sih.. Semoga kalian juga menemukan seperti apa diri kalian, ya! ^^

Selamat membaca dan Happy blogging! \(^0^)/

0 komentar:

Posting Komentar

Mari berdiskusi! Silahkan, bekomentar dengan sopan! :D

Kamis, 07 Agustus 2014

[LfU] Sekali Seumur Hidup

Diposting oleh Camelia di Kamis, Agustus 07, 2014 2 komentar
gambar disadur dari Halaman facebook ODOJ

Iya, jika memilih pasangan, aku selalu membayangkan, "Bisakah aku menghabiskan seumur hidupku dengannya?", "Bisakah aku percayakan diriku padanya?". Hidup jauh dari orang tua sejak SMP membuatku terbiasa untuk tidak tergantung, terutama lelaki. Ada rasa enggan menggantungkan apapun. Karena aku merasa akan kecewa. Sebenarnya perasaan tersebut tidak baik, namun dalam hidupku selama 20 tahun ini, banyak jenis pria yang membuatku merasa tak perlu menggantungkan diri pada pria. Yah.. tentu saja nggak smeua pria seperti itu, pria yang dependable juga banyak. Cuman, dari pada bergantung pada yang tidak pasti, perlulah bagi perempuan sepertiku untuk mengandalkan diri sendiri dengan bantuan Allah.

Seiring berjalannya waktu, seorang wanita tentu membutuhkan pria. Bukannya tidak bisa hidup sendiri, namun, perjuangan wanita itu di rumah. Sebagai seorang muslim, aku percaya bahwa wanita adalah penentu masa depan, pendidik generasi muda. Aku pun bercita-cita demikian, aku ingin menjadi ibu perdaban. Dan perjuangan itu dimulai dari rumahku. Aku ingin anak-anakku nanti bisa kubimbing sendiri, kebersamai hingga mereka dewasa. Aku yakin mendidik anak itu tidak mudah, mendidik tidak sama dengan membesarkan. Karena anak adalah amanah dari Allah. Oleh karena itu, aku membutuhkan pria yang bisa berjuang bersama, bisa aku andalkan untuk mendidikku. Pria yang bisa melengkapi kurangnya ilmuku. Pria yang mau repot mengurusi sifat burukku dan membersamaiku mendidik anak. Pria yang bisa mendidik keluarga. Karena sesungguhnya tugas orang tua tak hanya mendidik namun juga belajar. Aku ingin sebuah keluarga yang terus belajar, terus bertambah dewasa di tiap harinya. Keluarga yang akan kucintai sepenuh hati, sehingga tak ada alasan bagiku untuk ingin berpisah dari mereka, begitupun priaku nanti.

Menikah bukan perkara mudah. Namun juga tak perlu dipersulit. Asal bersama pasangan yang tepat, insya Allah akan mudah untuk dewasa bersama. Pasangan yang dapat saling menghormati, mebhargai, dan sabar satu sama lain. Bukan menambah tuntutan, namun belajar bersama. Pasangan yang saling menyempurnakan. Pasangan yang tak hanya melihat fisik. Karena aku tak mau sibuk mempercantik diri seumur hidupku karena takut ditinggalkan bila tak secantik yang diinginkannya.

Oleh karenanya, memilih pasangan harus benar-benar karena Allah. Bukan subyektivitas atau nafsu. Jika ada sedikit keraguan akan calon pasangan, maka tanyakan pada Allah. Karena pilihan Allah selalu tepat. Maka, aku tak akan terburu-buru menyatakan siapa pasanganku. Karena semua dapat berubah seiring waktu. Tangan Allah dapat membalikkan segala hal dalam sekejap. Aku berdoa, jika memang dia adalah pasangan yang Allah pilihkan untukku, ridaNya pasti akan membuat semua prosesnya lancar. Untuk membangun keluarga yang penuh berkah, harus dimulai dengan proses yang berkah.

Sekali, untuk seumur hidup.

Selamat membaca dan Happy blogging! \(^0^)/

2 komentar:

Posting Komentar

Mari berdiskusi! Silahkan, bekomentar dengan sopan! :D

Curhat Dikit

Diposting oleh Camelia di Kamis, Agustus 07, 2014 0 komentar
Happy Ied Mubarrak! >0<
Telat banget ngucapinnya. Tp berhubung masih syawal, jadi nggak masalah, ya~

Udah luamaaaaaaa banget ga nulis di blog ini. Luar biasa kangen. Alhamdulillah bisa nulis lagi, :D
Beberapa bulan ini diriku sibuk menyelesaikan kewajiban studi. Yap, skripsi. Bulan puasa kemarin adalah puncak-puncak perjuangan. Alhamdulillah Allah mengizinkan aku lulus pada hari-hari akhir puasa.
Saking konsennya ngerjain skripsi dengan berbagai tetek negeknya, sampai lupa kalau aku punya blog #eaaaa. Sampai seorang pembaca yang baik mengingatkanku akan blog ini. :)

Alhamdulillah, kalau kita berusaha benar-benar akan terbayar. Akhirnya lulus juga. Diriku sempat pesismis dan frustasi. Seberapa frustasi? Sampai aku pengen Drop Out aja dari kampus daripada membebani bapak *curhat dikit*. Tapi sisi hati yang lain nggak mau aku jadi pengecut. Aku harus bisa menyelesaikan apa yang kumulai. Walaupun nggak sebaik yang diharapkan, alhamdulillah selesai juga. Aku udah menyerah masalah IPK, buatku yang penting segera berakhir kuliah ini. Aku ingin beranjak menuju rencana-rencana yang lain. Semoga Allah meridhai.

Ingin membuat buku sebelum umurku 25 tahun. Semoga bisa. Mohon doanya ya.. ^^
Semangat! mari mulai menulis lagi! :D
Selamat membaca dan Happy blogging! \(^0^)/

0 komentar:

Posting Komentar

Mari berdiskusi! Silahkan, bekomentar dengan sopan! :D

Kamis, 29 Mei 2014

[Jajamu] Nyasar ke Museum

Diposting oleh Camelia di Kamis, Mei 29, 2014 0 komentar
Edisi kali ini aku nggak bener-bener jalan2 ke museum. Cuma foto-foto di depan museum di Kota Tua Jakarta. Jadi ceritanya, aku dan kawan-kawan Lendabook lagi ada acara di Jakarta, dan setelah cukup selo, kami pengen naik bus tingkat City Tour. Singkat cerita, kami nyasar sampai Kota Tua. Berhubung udah sore banget dan capake, alhasil, kami menikmati apa yang ada. Dan ternyata ada museum! Omai~

Langsung girang. Sayangnya, musemunya udah tutup. T-T
Ya udah, mumpung udah di sana, foto-foto aja. *edisi nggak mau rugi*
dan, inilah beberapa oleh-oleh yang didapat. :D

Museum Seni Rupa dan Keramik


Kantor Gubernur jaman dulu
Eh, ternyata koleksi fotoku belum lengkap. Nyusul yak~

 Selamat membaca dan Happy blogging! \(^0^)/

0 komentar:

Posting Komentar

Mari berdiskusi! Silahkan, bekomentar dengan sopan! :D

Minggu, 18 Mei 2014

[Sekeripsi Suka Suka] Secercah Harapan

Diposting oleh Camelia di Minggu, Mei 18, 2014 0 komentar
Perbarui niat!
Sungguh-sungguh!
Telaten!
Jangan buru-buru!
Hati-hati!
Sabar!
Jangan terkontaminasi!
Hindari bleeding!
Siapkan alat-bahan dengan benar!
Sterilisasi!
Berdoa!
Tawakal!

Alhamdulillah... muncul secercah harapan. :)
Sebetulnya postingan ini late post, sih.. tapi karena sibuk bersedih gara-gara kematian Karupin, jadi aku pending dulu. Akhirnya penelitianku menemui titik terang. Tanganku mulai terbiasa, dan aku mulai bisa telaten (aku orangnya suka cepet dan kurang telaten T.T). Jadi, dalam metode penelitianku ada beberapa tahapan berikut:
Persiapan mbedah

1. Inkubasi
2. Implantasi
3. Pembedahan

Saat paling rawan adalah implantasi. Karena ia akan mempengaruhi hasil nanti saat pembedahan. Waktu implantasi aku harus membuat jendela pada telur (fyi, obyek penelitianku adalah MKA telur ayam) ukurannya 1 x 1 dan nggak boleh pecah. Implan harus dimasukkan dengan tepat dan jangan sampai ada bleeding. Aku mengulang penelitian ini dari awal. Pada seluruh tahapan implantasi aku selalu merapal doa agar dimudahkan. Aku serahkan semuanya pada Allah. Semoga hasilnya baik.

Selesai implantasi, aku merasa hasilnya akan cukup baik, namun entahlah. Kita lihat saja waktu pembedahan nanti.

Masa pembedahan adalah masa yang menakutkan. Karena 'kenyataan' hidup akan datang ke hadapanku. Apakah hasilnya akan baik atau tidak, apakah aku akan gagal lagi? Apakah semuanya sia-sia? Dan berbagai ketakutan yang ada di otakku. Namun, pemberani itu adalah penakut yang menghadapi ketakutannya, jadi aku memutuskan untuk berani menghadapi ini. Yo iyolah.. aku wis hopeless, meh lulus kapan nek ra wani?

Aku mulai membedah dari telur yang hasil implantasinya kuanggap paling bagus.
Bismillah... *kres* gunting bedah mulai mencabik cangkang telur. Nothing happend (biasanya kalau rusak/mati akan ngeluarin cairan kecoklatan), kulanjutkan memotong cangkang dan yang muncul cairan bening (putih telur), aku mulai berharap. Dan... jeng jeng jeng... akhirnya data pertama setelah penelitian berbulan-bulan. Rasanya pengen sujud syukur seketika tapi nggak bisa karena lagi bawa spesimen. :')
Well, harapan mulai meningkat. Semangat meluap-luap. Yah.. walaupun nggak semua ulangan berhasil, setidaknya aku sudah tahu bahwa aku bisa. Itu yang kubutuhkan. Selanjutnya aku akan merasa lebih mudah untuk menjalaninya.

Hasil preparasi pembedahan pertama
Ternyata selama ini aku hanya butuh harapan yang muncul kembali. Hopeless membuatku frustasi dan menghindar. Alhamdulillah, semua karena kuasa Allah. Aku pernah berkata dalam hati, "Jika nanti ini berhasil, aku akan mulai aktif lagi nulis blog, ah.." Dan alhamdulillah aku sudah memulainya lagi. :')

Selalu ada jalan.

Doa andalanku adalah: Allahumma laa sahla idza ma ja'altahu sahla. Wa anta taj'alahuh huzna idza syi'ta sahla. :) "Ya Allah, tak ada kemudahan jika kau tak membuatnya mudah, dan tak ada kesulitan jika kau membuatnya mudah." Semoga Allah memudahkan seluruh pejuang skripsi di tanah air, khususnya di Biologi, lebih khusus lagi yang seangkatan sama aku. :3





Selamat membaca dan Happy blogging! \(^0^)/

0 komentar:

Posting Komentar

Mari berdiskusi! Silahkan, bekomentar dengan sopan! :D

[Sekeripsi Suka Suka] Mungkin Harus Begini Dulu Awalnya

Diposting oleh Camelia di Minggu, Mei 18, 2014 2 komentar
Kau tahu skripsi? Iya, skripsi. Selama ini aku sering menghindar membahas skripsi di blog ini. Aku masih ngerasa nggak perlu karena yang bakal muncul hanya keluhan. Waktu itu aku berpikir demikian.

Tema skripsiku adalah tentang aktivitas antiangiogenesis ekstrak aquades Pandanus tectorius terhadap membran korio alantois embrio ayam (Hayoloh.. bingung? gugling aja, wkwkwk). Aku juga bingung. Awal penelitian aku yakin banget bisa melakukannya. Setidaknya, *menurutku* hewan dan yang berkaitan tentangnya lebih mudah dipelajari daripada tumbuhan. Oke, sip. Maka mulailah aku melaksanakan penelitian. Melakukan metode yang telah dipelajari.

Lalu aku frustasi. Kegagalan demi kegagalan aku temui. Data tak kunjung didapat walau telah dilakukan pengulangan hingga berkali-kali. Semua gagal. Yang aku bicarakan di sini bukan data buruk atau tidak sesuai hipotesis. Tapi gagal. Tak ada data. Jadi apa yang mau dianalisis? Maka mulailah aku tambah frustasi dan 'menghindar' dari tugas itu.

Ketika kita frustasi atau stres, kita cenderung 'menghindari' sumber stres dan memunculkan banyak pembenaran atasnya. Mulai menyalahkan banyak hal. Dan semua itu semakin membuatku terpuruk. Apalagi tuntutan dari keluarga untuk segera lulus. Yah.. maklum aku udah semester bangkotan. Di keluargaku, semua lulus cepet, nilai bagus, cemerlang lah. Dan diriku ini termasuk 'kasus' yang nempel di kegemilangan itu. Aku nggak mau stres. Tapi aku harus mengakui bahwa saat itu aku memang stres. Hanya saja aku kalau stres nggak menggila sampe nyayat-nyayat tangan. Aku masih bisa main, ketawa, bercanda dan menikmati hidup. Stres itu hanya urusan otak. Stresku adalah menjadi santai.

Singkat cerita, akhirnya aku dipanggil DPS utnuk melaporkan progres. Takutnya bukan main, karena tak ada progres apapun kecuali kegagalan. Malam-malam sebelumnya, sempat sharing sama teman-teman yang bernasib sama. Mereka bilang, "Lebih baik kau kelihatan bodoh di depan DPS dari pada dosen penguji.", "Udah, kalau nggak bisa bilang aja ke dosen. Biar dosen juga tahu stresnya kamu.", "Kalau kamu belum ngerasa frustasi, berarti lulusmu masih jauh. Kalau udah stres, berarti sebentar lagi wisuda.", dll. Dan yang paling menohok adalah ketika teman 'santai' tiba-tiba bersemangat luar biasa dan aku merasa tertinggal. Mau tak mau semua itu jadi motivasi.

Kembali ke DPS tadi, akhirnya aku ketemu beliau. Aku berbicara secukupnya dan banyak mendengarkan. Dua kalimat yang paling kuingat dari pembicaraan siang itu adalah, "Masalah tak bisa diselesaikan dengan menghindar.", dan "Apa kamu ada masalah di rumah?" *jleb*.

Setelah ngadep dosen yang berakhir curhat itu, aku mulai bertekad lagi untuk berjuang. Ayo, mulai dari awal lagi! Aku mulai menyemangati diri. Semua pasti bisa dilakukan. Bismillah.. dan akupun merapal doa dalam hati, semoga Allah memudahkan segalanya. :)

Selamat membaca dan Happy blogging! \(^0^)/

2 komentar:

Posting Komentar

Mari berdiskusi! Silahkan, bekomentar dengan sopan! :D

Jumat, 16 Mei 2014

Rindu Wisuda

Diposting oleh Camelia di Jumat, Mei 16, 2014 0 komentar
Pernahkah kalian merindukan hal yang belum terjadi? Aku pernah. Beberapa kali. Salah satunya aku merindukan seseorang entah siapa yang nantinya jadi imamku. :3

Nah, kali ini aku merindu lagi.
Aku rindu wisuda.
Toga dan ijazah, aku seperti mengenal mereka, walau belum sempat bersama.
Mungkin sekarang aku sudah sangat merindu.
Aku pingin wisuda. Aku kangen wisuda. Ketemu toga.
Dapet bunga dan hadiah itu cuma kebahagiaan tambahan.

Rasanya pasti sangat bahagia ketika rindu ini nantinya terobati.
Semoga semua lancar dan aku segera wisuda.

Aku teramat merindunya. :3

Selamat membaca dan Happy blogging! \(^0^)/

0 komentar:

Posting Komentar

Mari berdiskusi! Silahkan, bekomentar dengan sopan! :D

Kamis, 15 Mei 2014

R.I.P. Karupin

Diposting oleh Camelia di Kamis, Mei 15, 2014 2 komentar
Pagi ini, rasanya tidak begitu baik.

Sebelumnya, aku ingin bercerita, Karupin sakit. Dia sakit sejak sebulan yang lalu. Nggak mau makan, pup ga lancar. Diperiksa ke dokter, didiagnosis bakteri pencernaan. Dikasih obat, tp belum ada kemajuan yang berarti. Aku kurang yakin dengen dokter itu.
Pindah, aku bawa ke klinik KH UGM minggu lalu. Ditangani banyak co-as, dan dokternya pas nggak ada. Dikasih multivitamin. Saran2 co-as udah aku jalankan. Tapi nihil.
Lalu anusnya berdarah. Sesuai saran co-as, aku kembali ke klinik hari Rabu kemarin agar ketemu dokter.

Akhirnya ditangani dokternya langsung. Selidik punya selidik, ada penyumbatan di vulva. Tersumbar rambutnya sendiri. Aku jd teringat, sebulan yg lalu sempat berencana dikawinkan. Dia kutitipkan di rumah teman yang punya pejantan. Sebenarnya Karupin nggak bereaksi, tp entahlah.. mungkin memang terjadi kopulasi.

Intinya, setelah sebulan baru ketahuan kalau masalahnya bukan di pencernaan. Karena penyumbatan itulah dia susah pup dan pee. Dia nggak doyan makan, dll. Setelah suntik sana -sini (beberapa obat), Karupin dikasih obat minum. Dokter bilang, suruh dihangatkan dan dikasih makanan lembek. Aku optimis dia akan sembuh. Sudah ditangani dokter yang tepat.

Malamnya, aku kasih dia obat, aku suapin makan, minum, dan aku pasang lampu. Biar anget.
Pagi hari aku lihat, lampu penghangat udah mati. Talk about bad timing.

Aku panggil-panggil Karupin sambil kucolek-colek. Nggak bergerak. Aku goyang-goyang. Nggak bergerak. Dan dia pun telah kaku.

Maafkan aku, Karupin..
Sayonara...



Selamat membaca dan Happy blogging! \(^0^)/

2 komentar:

Posting Komentar

Mari berdiskusi! Silahkan, bekomentar dengan sopan! :D

Minggu, 04 Mei 2014

Bahagia Itu Sederhana!

Diposting oleh Camelia di Minggu, Mei 04, 2014 0 komentar
Haaaiii~
Bahagia itu sederhana, teman-teman! >0<
Dan ini bukan mitos!
Sesederhana bisa donor darah lagi.

Jadi ceritanya begini, kemarin, aku diajakin temen buat donor darah di Jogja City Mall. *Mall baru yang bahkan gedungnya aja belom selesai dibangun. Tapi acaranya rame banget*. Fyi, udah setahun aku nggak mendonorkan darah ini~ dan waktu setahun itu cukup membuatku merindu *lebay*. Jadi intinya, aku selalu ditolak donor selama setahun kemarin karena masalah tekanan darah atau Hb, atau dua-duanya.

Pas ada kesempatan untuk donor lagi, otomatislah aku excited banget! Aku sangat menantikan hari-H acara donor darah. Donor darah berlangsung hai Sabtu kemarin. Dan Sabtu adalah hari libur, jadi Jumat malam adalah malam senang-senang. Begonya, aku malah belajar, ngobrol, dan lanjut nonton film2 di laptop bareng temenku sampai jam setengah dua pagi. Sampe mata udah sepet dan akhirnya kami menyerah.

Esok paginya, kepalaku kliyengan. Emang biasanya begini kalau habis memaksakan mata biar melek. Dan parahnya lagi, migrain ane kambuh! "Ohh~ bodoh banget!" kataku dalam hati. Tapi karena aku sangat semangat, akhirnya aku berdoa agar tetep bisa donor. Aku segera sarapan dan makan sate ati *Atinya ada 2 biji guede2*, dengan harapan pusing dan migrainku ga berefek ke tensi maupun Hb.

Setelah nyasar dulu, akhirnya aku sampai di tempat yang dituju. Kau tau? Aku naik eskalator kayak orang keburu2, biar detak jantungku meningkat. Bodo amat dibilang orang udik. Akhirnya sampai di lokasi acara, aku langsung daftar. Udah banyaaak banget yang ngantri mau donor. Setelah daftar, nunggu bentar, aku dipanggil untuk pengecekan.
Gagal Donor

Akhirnya bisa donooorr~

Cek tensi --> Lolos 110/70, Yes!
Cek Hb --> 12,5,  Aku nggak lolos!!

Betapa pilu hati ini~ walau tetep dapet mug gratis, hatiku tetep pilu~
Akhirnya dengan baik hati, temenku yang jd panitia motretin muka piluku. *baik banget*


Tapi aku tak mau patah semangat! "Aku bakal nyoba lagi nanti malem!" kataku.
Lalu akupun balik. Dalam perjalanan sampe kost kerasa banget sakit kepala tambah parah. Sampe kost dipake tidur tetep nggak sembuh. Akhirnya, minum obat juga, -_-". Obat andalan waktu migrain --> Bodrex Migra *sensor*. Seperti orang yang nggak mau gagal, aku bertekad ngulang lagi kesana buat nyobain donor. Aku makan ati lagi lebih banyak. Berharap Hb-ku naik.

Sampai di tempat untuk kedua kalinya, langsung ngabarin temenku kalau aku udah daftar lagi. Untung pas sampai sana, pendaftaran belum ditutup *ditutup jam 19.00*. Tibalah saatnya cek kepantasanku donor atau nggak. Tadi, selama nunggu antrian, aku bedoa terus semoga lolos. Dan aku juga merasa udah sehat. Antara optimis dan pasrah. Akhirnya:

Tes tekanan darah --> 100/70, lolos!
Tes Hb --> Deg2an, petugasnya sempet basa-basi. "Donor keberapa, mbak?" "Kok tangannya dingin?", dll. Aku jawab sekenanya, soalnya lg berdoa semoga Hbku lolos. Akhirnya dia bilang, "Hb-nya bagus, mbak, 13,3." Alhamdulillaaaah~ Aku langsung sumringah. Nggak sia2 makan ati lagi! Setelah bilang makasih, aku ngantri lagi. Karena rame, pas mau donor pun musti ngantri lagi.

Kalau ditanya seberapa bahagia aku waktu itu, jawabannya... entahlah, bahagia banget! XD
Senyum-senyum sendiri, rasanya berbunga-bunga. Bodo amat orang-orang mandang apaan. Sambil mbalesin chat di wa dan bbm, aku senyam senyum. Mungkin yg liat dikiranya aku lg dpt kabar bahagia, padahal aku lg seneng krn bisa donor. Orang-orang aku senyumin. Yah.. udah bodo amat, sih.. >0<
Sertifikat pendonor

Dan setelah prosesi pengambilan darah sampai selesai, aku masih bahagia. Kebahagiaan itu kebawa sampai kos. Buat yg berhasil donor, dikasih sertifikat, paket makanan, dan mug (dapet lagi). Semalem, aku tidur dengan bahagia. Bahagia itu sederhana, sesederhana lolos jadi pendonor darah.

*melihat bekas jarum dengan keharuan*
*ngemil paket makanan*

Thanks buat perkumpulan Hakka dan PMI yang memfasilitasi kebahagiaanku. Oh, tentu saja tukang nasi deket kosan yang jualan ati juga, :3 Selamat donor!

Selamat membaca dan Happy blogging! \(^0^)/

0 komentar:

Posting Komentar

Mari berdiskusi! Silahkan, bekomentar dengan sopan! :D

Sabtu, 03 Mei 2014

Insya Allah atau In Shaa Allah? Apakah menulis Insya Allah itu Salah?

Diposting oleh Camelia di Sabtu, Mei 03, 2014 1 komentar
Bismillah...
Semoga apa yang ingin saya sampaikan dpt tersampaikan dengan benar.

Tentang gambar yang aku lampirkan, sudah kedua kali aku melihatnya. Aku nggak bisa tinggal diam krn pesan dalam gambar ini ambigu. Bagian mana yang salah dari penulisan Insya Allah? Apakah pada penulisan 'syin'nya? Atau panjang harakatnya? atau hanya kesalahpahaman semata?

Oke, akan aku coba mengurai berdasarkan pendeknya pengetahuanku. Mungkin sebelum membahas semua hal ini, ada baiknya teman-teman melihat tulisan arab dr kalimat "Jika Allah Menghendaki". Atau kalau mau lebih mudah, baca surat Al-Kahfi ayat 23-24. 

Disebutkan pada Al-Kahfi ayat 24, "Illa anyasyaallah.." - Kecuali dengan izin Allah. Sebenarnya tak ada masalah dengan penulisan Insya Allah. Yang perlu dikoreksi adalah ketidakjelasan pada gambar, manakah letak perbedaan dr kedua lafal tersebut: Insya Allah dan In Shaa Allah? Lalu saya coba cari perbedaan kedua lafal tersebut.

1. Awal melihat gambar ini, saya langsung berpikir bahwa kesalahan yg dimaksud adalah pada huruf 'syin'nya. Dan serta merta saya langsung buka buku tajwid (krn takut jangan2 emg cara penulisan latin huruf hijaiyah yg berubah) dan alhamdulillah penulisan 'syin' tetap sama yaitu dg 'sy'. Sedang 'Sh' itu untuk penulisan 'Sy' dalam bahasa Inggris. Beda logat, beda penulisan latinnya, kan? Jadi, ini bukan masalah. Lalu apa masalahnya?

2. Apakah mungkin ada pada panjang Mad (bacaan panjang) setelah 'sya' (sya dan shaa)? Memang berdasarkan tulisan arabnya, 'sya' dalam kalimat tsb harus dibaca 6 harakat jika kita membaca Al-Qur'an. Dan yg kita bahas bukan cara baca dlm al-qur'an, jd mungkin bukan ttg itu. Apalagi, akan sulir menuliskan 6 harakat ke dalam tulisan latin (misal: "Yaaaaaa Siiiiin", ga mungkin jg ditulis pake cara penulisan populer jaman sekarang: Ya~ Si~n *jangan dicoba, ini cuman buat penjelasan*). So, pasti bukan ttg ini, Lalu apa?

3. Aku cari lagi perbedaannya, dan seorang tmn menunjukkan, mungkin itu masalah spasi antara 'In' dan 'Sya'? Aaaah! Benar juga! Insyaallah yang dimaksud oleh Dr. Zakir Naik adalah tentang spasi tsb. Jadi gini teman2, sependek pengetahuan saya, kata Insyaallah berasal dari kata
إن -- شاء -- الله
Jadi kata 'In' dan 'Sya a' memang beda kata. Jadi kenapa Dr. Zakir mengatakan tidak boleh menulis Insya adalah karena takut disangka Insya yang dimaksud adalah Insya yang berasal dr kata "Nasya a yansya u" dengan fi'il Amr (kata perintah) nya dalam bentuk --> Insya' yang artinya 'ciptakanlah'.

Nah, jadi kesimpulanannya adalah, teman2 boleh menggunakan cara penulisan manapun yang membuat kalian nyaman. Hanya saja, kalau saya pribadi akan tetap memilih Insya Allah. Jika teman2 membuka Qur'an terjemah bahasa Indonesia, memang sudah kesepakatan bahwa penulisan di Indonesia adalah: Insya Allah. Justru bahaya jika teman-teman menulis 'In Shaa', karena dalam bahasa Indonesia, 'Sh' adalah penulisan untuk huruf 'Shaad' dan tentu saja Insya Allah ditulis dg 'Syin' buka 'Shaad'.

Semua kembali pada pilihan kita, hanya saja saya mengimbau teman-teman untuk belajar kembali, menelusuri agama sendiri, baca Qur'an, buku tajwid, dll yang diperlukan. Jangan serta merta membagikan ilmu yang kita sendiri tidak yakin itu benar. Semoga kita tidak membantu menyebarkan ilmu yang salah.

kalau saran saya, sebagai muslim Indonesia, tulislah Insya Allah (kesepakatan ulama). Atau kalau mau lebih hati2 (krn takut ambigu), tulislah In Syaa Allah. Penulisan tersebut Insya Allah lebih ma'ruf daripada 'In Shaa Allah' (krn In Shaa Allah' mengandung huruf 'Sh' yang mewakili 'Shaad'). 

Oya, masukan buat yang mentranslate gambar tersebut menjadi Bahasa Indonesia, silahkan direvisi. Karena jika anda menulis dengan bahasa Indonesia, maka lafal arab pun juga harus dengan latin Indonesia, bukan latin Inggris (fyi, di bahasa lain penulisan Insya Allah juga berbeda). Gambar anda cukup ambigu dan membuat saya bingung. Untung saya masih punya Qur'an, buku, dan teman ntuk rujukan. Kalau yang nggak tahu dan langusng share krn ada foto Dr. Zakir (dan yakin bahwa yg dishare itu benar) kan kasihan. Wallahu a'lam bi ash-showab. Semangat belajar Al-Qur'an! ^^

ps. Apakah kita menulis dengan "Asyik" atau dengan Ashik"?
pps. Maaf tidak bisa menampilkan tulisan Arab (yg ada disitu cm hasil copas)
ppps. Jika ada yang perlu diperjelas, mari kita berdiskusi.

== temen2 yg baca, ikutan ngoreksi ya, kalau sy salah==


Selamat membaca dan Happy blogging! \(^0^)/

1 komentar:

Posting Komentar

Mari berdiskusi! Silahkan, bekomentar dengan sopan! :D

Sabtu, 12 April 2014

[Jajamu] Monumen Jogja Kembali

Diposting oleh Camelia di Sabtu, April 12, 2014 2 komentar

Aku punya misi "Keliling Museum di Seluruh Indonesia".
sebut saja Jalan-jalan Museum (Jajamu)
Dan ini liputan pertamaku tentang perjalanan ke museum.

Aku sudah berkali-kali ke Monumen Jogja Kembali. Di Monumen ini, ada diorama dan museumnya.
 Jaman kapan itu, aku lupa tanggal berapa, aku main ke Monumen Jogja Kembali (Monjali). Fyi, Monjali ini sering disebut 'Gunungan Semen' sama orang Jogja. Aku yakin maksudnya hanya untuk bercanda. Sudah lama aku nggak main ke Monjali. Banyak banget koleksi ngangenin yang membuatku ingin kembali kesana lagi.

Dan setelah kedatangan terakhirku ke sana kemarin, ada satu hal yang ingin kulakukan jika sempat main kesana lagi, yaitu membaca di perpustakaan. Perpustakaan Monjali tidak besar, namn koleksinya aduhai. Banyak kliping majalan lama, dokumen-dokumen, dll.

Dulu aku nggak pernah ngeh pada koleksi bukunya. Aku malah belum pernah mampir sebelumnya. Bahkan aku nggak tahu kalau ada perpustakaan di sana. Aku terlalu perhatian pada koleksi museum.
So, I'll be there again next time, Insyaallah...

Ini beberapa foto yang aku ambil. Nggak semua aku aplod soalnya males. Jadi aku pilihin foto favorit aku aja. Haha... 
Selamat jalan-jalan ke Museum!

Diorama: Pak Sudirman menerima perintah dari Pak Karno

Mesin ketik dan stempel jadul

Merpati pos is real! Keren, ya~

Kenampakan perpustakaan Monjali

Mas, mas.. boleh nebeng bonceng?

Foto ini berhasil membuatku merasa foto bareng pak Hatta. :3
Funfact yang aku dapat setelah berkunjung ke sini adalah: Kacamatanya pak Hatta di patung itu bisa dilepas. Entah aslinya boleh apa nggak. Semoga boleh, karena aku ingin mencoba melepasnya dan memakainya, terus minta difotoin. >0<
Jadi, agenda selanjutnya kalau main ke sini lagi adalah berfoto dengan kaca mata Patung Pak Hatta dan baca buku di perpustakaan Monjali sepuasnya.
Oke, wait for the next trip!

Selamat membaca dan Happy blogging! \(^0^)/

2 komentar:

Posting Komentar

Mari berdiskusi! Silahkan, bekomentar dengan sopan! :D

Hei, Aku Udah Move On

Diposting oleh Camelia di Sabtu, April 12, 2014 0 komentar
Hai, apakah aku pernah bercerita padamu tentang patah hati?
Aku orang yang logis. Terkadang perasa. Jadi aku tak begitu mengerti apakah aku termasuk golongan 'Thinking' atau 'Feeling'. Namun aku pernah sangat logis dalam memandang semua hal. Termasuk tentang cinta.

Aku pernah berpikir bahwa cinta itu urusan menye-menye, bahwa cinta itu bisa dimanage. Bisa memilih untuk tidak mencinta dan tidak harus sakit. Makanya dulu aku nggak terlalu suka cerita cinta. Pun sekarang, tapi sudah lebih toleran. Cuma orang tak akan benar-benar tahu suatu perasaan sampai ia merasakannya sendiri. Itu benar. Itu sungguh benar.

Oh, ya. Apa aku pernah bercerita padamu tentang patah hati? Tentang bangkit kembali dari patah hati? Tentang logika yang menyatakan bahwa aku tak perlu bersedih untuk hal semacam itu, untuk tak perlu menyibukkan diri memikirkan hal tak penting. Logikaku benar. Hanya saja, rasa tak bisa dipaksa. Oh, atau mungkin bisa? Ya, bisa. Tapi sakit. Dan mengobati sakit dengan rasa sakit hanya akan membuatnya sekamin parah.

Lalu bagaimana?
Percayalah pada Allah yang menciptakan waktu.
Karena waktu (dengan izin Allah) bisa mengobati segalanya. Termasuk rasa sakit di hatimu.
Dua bulan itu, cukup singkat bukan? Mungkin aku cukup berhasil. Atau mungkin karena aku mengobatinya dengan baik. Atau aku mendapat banyak hal yang mengalihkanku dari rasa sakit, hingga aku tak sadar ia tiba-tiba telah sembuh. Seperti koreng kering yang membuat kita merasa sedang terluka, tapi setelah dikelupas, nyatanya luka itu telah sembuh (Oke, perumpamaan ini agak buruk).

Welcome the new path of mylife! >0<
Suddenly it feels like 'that' was doesn't matter anymore. Dan untuk kalian yang masih dalam masa 'itu', obatilah dengan baik. Dan tentu saja yang paling penting, bersedialah untuk berobat. Kadang obatnya ada di sekitarmu, kau hanya tak menyadarinya.

Udah dulu, btw. Bye.


Selamat membaca dan Happy blogging! \(^0^)/

0 komentar:

Posting Komentar

Mari berdiskusi! Silahkan, bekomentar dengan sopan! :D

Random

Diposting oleh Camelia di Sabtu, April 12, 2014 0 komentar
Hai! Cukup lama aku nggak nulis di sini. Banyak hal terjadi sebenarnya, hanya saja aku merasa enggan menuliskannya di sini. Enggan bukan berarti tidak mau. Aku ingin bercerita banyak, tapi entahlah.. rasanya tak ingin menulis. Rasanya kata menjadi sulit untuk dirangkai. Pun malam ini. Tanganku gagu, tersendat untuk berbicara tentang rasa. Hampir kegaguannya membuatku urung menulis portingan ini dan menempatkannya menjadi draft. Oke, draft itu suatu saat dapat diposting, tapi itu hanya kemungkinan. Dan aku hampir tak pernah memposting draft postinganku. Draft would be draft and someday will be deleted. Hahahaha...

So, forgive me if i'm going random with this post because actually i don't know exactly what i'm going to say.
Banyak hal terjadi. Banyak. Hal biasa, hal luar biasa.
Banyak pelajaran.
Banyak rasa.
Dan aku semakin sering tidur pagi.
Oh, ya. Mungkin kau berpikir aku terlalu sibuk mengurusi blogku satunya. Tumblr. Mungkin memang begitu sebab awal aku jarang posting di sini. Tapi bisa jadi tidak. Bisa jadi aku memang enggan menulis. Bahkan di tumblr pun.

Hei, ketika kau melakukan sesuatu, pernahkah kau bertanya pada dirimu, "Hei, apa yang kau lakukan? Apa yang kau inginkan dengan melakukan ini?" dan selanjutnya kau akan bertanya pada logikamu dan menemukan keraguan, kegamangan, seperti semuanya tiba-tiba tak berarti.
Tak usah, tak usah kau menebak-nebak apakah aku mengalami hal itu atau tidak. Sudah pasti iya. Sering. Makanya aku menuliskannya.

Maafkan aku jika kau sudah membaca postingan ini.
Aku tau sungguh random.
Berkali-kali tanganku ingin berhenti mengetik karena ke-random-anya. Tapi untunglah otakku memberiku semangat. Namun logika seringkali membuatku mati rasa. Dan membuatku semakin sulit menulis.

Oke, bagaimana jika tak usah merasakan apapun, tak usah berpikir apapun, dan akhiri saja postingan ini?
Baik, aku setuju.
See ya in the real world!

Selamat membaca dan Happy blogging! \(^0^)/

0 komentar:

Posting Komentar

Mari berdiskusi! Silahkan, bekomentar dengan sopan! :D

Rabu, 05 Maret 2014

Cukup Cinta

Diposting oleh Camelia di Rabu, Maret 05, 2014 0 komentar
Cinta bukan hanya tentang lelaki dan wanita. Tak usahlah kau terlalu pusing. Masih banyak hati-hati yang bisa kau suguhi cinta. Bukankah kau punya cukup cinta untuk dibagikan?

Selamat membaca dan Happy blogging! \(^0^)/

0 komentar:

Posting Komentar

Mari berdiskusi! Silahkan, bekomentar dengan sopan! :D

Sabtu, 01 Maret 2014

[Semacam Review Buku] Princess Sendal Jepit

Diposting oleh Camelia di Sabtu, Maret 01, 2014 0 komentar
Sebuah review buku seringkali subyektif. Karena review pasti berbasis pengetahuan dan preferensi masing-masing. Kali ini aku akn mereview buku berjudul PRINCESS SENDAL JEPIT. Review kali ini aku usahakan nggak subyektif *berlatih*.


Okey, kita mulai! Data buku dulu deh, biar kaya resensi keren.

Data Buku
Judul: Princess Sendal Jepit
Penulis: Agyasaziya Razievy
ISBN: 9786020221656
Penerbit: Elex Media Komputindo
Tebal: 244 hlm
Tahun terbit: 2013 (September)

Pertama baca judulnya, aku pikir buku ini adalah novel remaja bergenre teenlit. Setelah mencermati covernya, terdapat tulisan 'Diary Muslimah Blogger Oncom', dan akupun sadar bahwa buku ini berisi kumpulan kisah penulisnya yang pernah terangkum dalam blognya. Tenyata memang benar. Kenapa sendal jepit dan lain sebagainya, diceritakan oleh penulis di bagian pembukaan buku ini. Jadi, nggak perlu aku ceritakan lagi. Bicara tentang cover, buku ini punya cover yang manis sekali. Biru muda dengan wajah seorang gadis. Cantik, simpel. Dari cover, buku ini cukup menarik perhatian pembaca.

Lalu mulailah perjalanan menyelami isi buku yang ditulis oleh kak Agyasaziya Razievy ini. Seperti yang aku sebutkan, isinya adalah beraneka cerita harian si penulis dan berbagai curhatannya. Diary. Penulis membawakan buku ini dengan bahasa yang bubbly, ceria, khas sanguinis. Kita bisa merasakan keceriaan penulis dalam bahasanya. Penulis banyak menuangkan pengalaman uniknya, pengalaman menyeramkan, dan berbagai pengalaman cinta juga. Dalam buku ini, penulis ingin mengajak pembaca untuk mengamalkan cinta yang halal. Karena menurut penulis, banyak orang yang sudah terjebak pada hubungan pria dan wanita yang tidak sehat dan tentu saja tidak halal.

Kamu tidak suka bahasa bubbly pada buku? Tenang saja, kau akan menemukan bahasa melow dan melankolis juga di buku ini. Terutama saat Kak Agya menceritakan rasanya tentang cinta. Kisah-kisah di bagian akhir bisa membuat kita ikut maelankolis. Even lah, seimbang. Membaca buku ini seperti disuguhi cerita kocak dan prosa romantis sekaligus.

Secara umum, kamu sangat bisa mendapatkan manfaat dari buku ini. Mengetahui pengalaman orang lain, itu ada baiknya. Karena jika pengalaman itu baik, bisa kita contoh dan jika itu buruk, bisa menjadi pelajaran agar tidak melakukan kesalahan yang sama. Sebagai hiburan, buku ini juga punya andil. Ada beberapa kisah lucu yang bisa membuatmu senyum-senyum. Tapi selera humor tiap orang tentu beda, bisa jadi kamu malah tertawa terpingkal-pingkal saat baca buku ini! Dan jika kau tak merasakan apapun, nggak ketawa, dan muka datar, itu juga karena selera humormu yang berbeda dengan penulis.

Selain semua kelebihannya, ada hal yang kurang aku suka dari buku ini. Aku punya anggapan bahwa bahasa buku dan bahasa blog itu berbeda. Dalam blog atau sosial media, kita bisa menulis dengan kaidah sesuka kita, namun pada buku, ada kalimat-kalimat yang bisa diadaptasikan, agar menjadi bahasa buku yang nyaman dibaca. Dalam blog, kita bisa menulis dg tanda baca sebanyak yang kita suka, namun pada buku, perlu ada penyesuaian. Nah, dalam buku ini, kalimat2nya masih dituliskan dengan bahasa blog. Menurutku, kurang ada penyesuaian dg bahasa buku. Bukankah sesungguhnya pembaca bisa membaca tanda baca? Tanda baca berlebihan, untuk sebagian pembaca terasa mengganggu, contoh: "Apaaaa???" --> bagiku menggunakan tanda berlebihan agak mengganggu.

Masukan untuk mbak Agya, mungkin bisa diperhatikan lagi penulisan kalimatnya, agar lebih berbahasa buku dan lebih nyaman dibaca. Tapi tentu saja ini opiniku, jika menurut penulisnya atau penggemar buku ini nggak masalah, tentu aku juga nggak masalah. Hanya saja, aku belum nyaman membacanya. :)

Satu lagi, saran saya, mbak Agya menimbang2 lagi jika akan memasukkan postingan blog untuk dibukukan. Misal, masukan postingan yang bakal bermanfaat, menghibur, dan 'ngaruh' ke pembaca aja. Karena yang aku rasakan, masih ada bahasan dalam buku ini yang membuat aku berpikir, "So what? Buat apa aku tahu ini?". Contohnya adalah saat mbak Agya membeberkan jadwal kuliahnya. Ya, afwan, sorry, maaf. Diriku sempat berpikir, "Terus kenapa dengan jadwal kuliah mbak? Kenapa sy perlu tahu?". Yah.. begitulah kurang lebih.

.................

Wait, aku jd subyektif lagi. -_-a

................

Lanjut aja!

Terlepas dari kekurangannya, buku ini penuh kisah lucu, motivasi, pelajaran, dan pesan-pesan bijak dari mbak Agya. Buku ini juga dilengkapi banyak ilustrasi dan warna manis yang akan membuatmu betah membacanya. Jika kamu suka buku dengan sentuhan humor tp berhikmah seperti genre Raditya Dika, buku ini bakalan cocok untukmu. Recommended!

Semoga next booknya mbak Agya bisa lebih asik! Semangat! ^_^
Mbak Agya keren tapi, udah bikin buku, sedang aku belum. T-T
Okey, Semangat! *ketularan semangat mbak Agya*

Selamat membaca dan Happy blogging! \(^0^)/

0 komentar:

Posting Komentar

Mari berdiskusi! Silahkan, bekomentar dengan sopan! :D

Kau Bebaskan Aku Tanpa Syarat

Diposting oleh Camelia di Sabtu, Maret 01, 2014 4 komentar
"Hmmm..." Aku menghela napas lagi. Hei, ini sudah kali keberapa?

Burung Cangak terbang di langit Yogyakarta, kembali ke rumah. Semburat oranye menegaskan bahwa ini waktunya bulan untuk menampakkan diri. Aku masih menyelonjorkan kaki di rerumputan. Sendiri.
Ini sudah langit keberapa yang kupandang hari ini? Ah, langit kan hanya satu. Aku saja yang melihatnya berulang, dari tempat yang berbeda. Ini kali kedua aku duduk berselonjor di rerumputan ini, memandang langit. Langit yang samakah seperti yang kau pandang? Entahlah. Mungkin kau bahkan tak berniat untuk menatap langit. Kau sibuk.

Tapi ini kali kesekianku memandang langit, dan kali keduaku memandangnya dari sini. Wajahmu masih terpampang di awan-awan. Awan selalu berubah, tapi bayangmu tidak.

Memikirkan bahwa diriku menjadi melow karenamu, itu sangat luar biasa. Ini kali pertama. Kau, yang membuat aku jatuh cinta, sekaligus patah hati. Kau yang memberiku pelajaran, bahwa mencintai tak harus memiliki.

Aku ikhlas. Aku ikhlaskan hatiku melihatmu bersamanya.

"Haaahh..."

Kurebahkan punggungku. Hari semakin gelap dan suara cangak semakin kencang. Mengatur posisi tidur, mungkin. Nyamuk-nyamuk mulai menggerayangiku. Kubiarkan saja. Di tanganku masih ada bukumu. Buku yang kau berikan padaku. Bukan karena atensi apapun. Hanya karena kau harus mengganti bukuku yang hilang. Hanya itu.

Untukku itu berharga. Kupeluk buku itu erat-erat. Maafkan aku karena berdelusi tentangmu. Biarkan aku memainkan skenario di kepalaku. Skenario yang menyenangkan hatiku. Biarkan aku bermimpi tentangmu, karena di dunia nyataku tak ada 'kamu untukku'. Walau kau tak tahu rasaku, izinkan aku tetap berusaha mengirimkannya. Lewat desiran sang bayu, dan awan yang berbentuk sembilu.

Aku ingin jujur. Aku mencintaimu. Dan masih akan begitu. Aku tak akan memaksa cinta itu pergi. Tapi satu hal yang perlu kau tahu, aku mengikhlaskanmu. Aku siap melihatmu bersamanya, menggandengnya, mencintainya. Aku melepaskanmu.

Aku mencintaimu tanpa syarat. Kau tak perlu menjadi kekasihku untuk mendapat cintaku.
Aku mengagumimu dengan kebebasan. Karena dengan begitu aku pun bebas.
Aku tersenyum. Lega dalam hati tak terperi. Sudah kutemukan makna cintaku.

"Aku mencintaimu tanpa syarat"

kubisikkan sekali lagi. Lalu semua serasa sunyi. Cangak yang terdiam, angin semilir, nyamuk yang berdengung, pasti ikut mendoakan kebebasanku. Kupejamkan mata, mencipta sosokmu dalam ingatan. Kau adalah cinta. Izinkan aku mencintaimu tanpa syarat.

Kupeluk bukumu semakin erat.

Yogyakarta, 27 Februari 2014

Selamat membaca dan Happy blogging! \(^0^)/

4 komentar:

Posting Komentar

Mari berdiskusi! Silahkan, bekomentar dengan sopan! :D

Rabu, 26 Februari 2014

Film Favorit nan Keren!

Diposting oleh Camelia di Rabu, Februari 26, 2014 0 komentar
Alohaaaa~
Setelah memenuhi target 21 hari menulis postingan tiap hari, aku jadi jarang nulis lagi. Terakhir cerpen Sembilu seminggu yang lalu. Okeh, akan aku mulai lagi. :)
Ada banyak masukan aku musti nulis apa. Ada yang usul pengelaman ngerjain skripsi, ada yang usul bikin resensi film, atau cerita jalan-jalan.

Pengen sih menuliskan semuanya, tapi perjalanan skripsiku sedang agak suram, dan aku nggak pingin menebar kesuraman *kecuali jk nanti berubah pikiran*. Jalan-jalan, aku lagi nggak melakukannya cukup lama. Cuma jalan ke toko buku ata karaokean doang. Oke, mungkin aku bakal membahas film aja ya..

Kalian punya film favorit? Pasti punya. Mungin sebagian cuma sekedar suka, sebagian lagi memang 'memfavoritkan' dan bisa jadi inspirasi. Aku juga punya. Sedikit berbagi aja sebelum bikin ulasan lebih lanjut di postingan lain.

Film keren yang jadi favoritku, biasanya heartbreaking dan heartwarming di waktu yang bersamaan, antara lain:
1. Hugo --> ini film masih tergolong film masa kini, tapi berhasil memikatku dengan sangat. Alhasil, dia jadi film terfavoritku saat ini. Setelah nonton film ini, rasanya perasaanku masih ketinggalan di dalam adegan2 film tersebut. Film yang membuatku sadar, romantis tidak selalu tentang percintaan sejoli. Karena cinta itu ada di mana-mana. Manis, romantis.
2. Unconditional --> Film manis banget dan romantis. Film yang bisa memberimu courage untuk percaya pada cinta. Percaya bahwa ada cukup cinta di dunia ini untuk diberikan pada semua orang. Film ini membuatku teringat pada Ibu Tetsuko Kuroyanagi, yang pernah bilang bahwa semua anak butuh cinta. Bahkan ketika mereka kehabisan air mata untuk menangis. Semua orang berhak dicintai.
3. Stuck In Love --> Hangat, sedih, bahagia. Film yang cantik tentang Family and Love. Mungkin karena sesuai dengan kondisiku sekarang, film ini bikin teriris, tersindir, dan hangat dalam waktu bersamaan. Banyak yang bisa kupelajari dalam film ini. Bahwa kita pun bisa saja tersesat dalam hidup. Semoga siapapun pangeranku kelak, adalah yang bersedia menantiku, mengusahakanku, dan memelukku kembali, bahkan setelah aku tersesat. Tersesat dalam apapun.
4. Mary and Max --> Cerita tentan persahabatan seorang anak dan lelaki dewasa pengidap Sindrom Asperger. Menarik karena merupakan film animasi pertama yang mengangkat kelainan psikologi. Setidaknya itu yang aku tahu. Sedih dan hangat. Rasanya pengen meluk Max pas endingnya. Dia bilang, "You're my best friend. You're my only friend."
5. Coraline --> film animasi yang aku tonton sampai berkali-kali. Sampai aku lupa berapa kali. Film ini memadukan horor, dongeng, dan dunia anak. Creepy but simple. Tipikal cerita Neil Gaimann. Always be may fav movie. Sampai aku inget dialog2nya dan latihan dubbing pake film ini.

Selain kelima film itu, masih banyak film-film keren yang aku suka. Sukaaaa banget! XD seperti Beautiful Mind, filmnya Helen Keller, Tare Zamen Par, dll.

Film ttg anak-anak, psikologi, horor, dongeng, dan semua romansa selalu dapat memikat hatiku. :3
Selamat nonton! Insyaallah aku bikin ulasan lebih dalem di postingan lain ttg film2 tersebut. Makasiih~ >0<

Selamat membaca dan Happy blogging! \(^0^)/

0 komentar:

Posting Komentar

Mari berdiskusi! Silahkan, bekomentar dengan sopan! :D

Sabtu, 22 Februari 2014

Sembilu

Diposting oleh Camelia di Sabtu, Februari 22, 2014 7 komentar
Alisra tak bisa berhenti berair mata. Semakin ia sadar, semakin deras air itu mengalir. Matanya semakin memerah. 
"Aku gemetaran. Aku kedinginan." Ucapnya di telepon. Dia bertelepon dengan lautan. Dengan suara di seberang lautan. Hanya ada sunyi yang menjawabnya. Yang terdengar hanya isak tangis. Isak tangis miliknya sendiri.
"Maukah kau mendengarku menangis?" Tanyanya lagi. Tangisnya semakin kencang.
"....."
“Hey, maukah kau dengar aku menangis?” Isak Alisra semakin menjadi.
"Iya, aku mendengarmu." Jawab sebuah suara di seberang lautan.
Lalu sunyi kembali.
"Aku tak pernah tahu akan sesakit ini. Aku tak pernah tahu. Selama ini sungguh yang aku lakukan sia-sia. Rasanya aku begitu dungu. Aku tak pernah menangis seperti ini. Aku telah alpa. Aku menggantungkan harapanku pada manusia." Suara Alisra bergetar.
"Tidak ada yang sia-sia, Alisra. Semua adalah bahan belajar. Ingatkah kau saat kau berkata padaku bahwa kau ingin merasakannya? Merasakan jatuh dan patah?" Suara di seberang lautan terdengar jumawa.
Isak Alisra semakin deras. Bahunya berguncang. Kuku jarinya nampak pucat. Ia kembali menggigil.
“Kau benar. Aku tak seharusnya bermain-main dengan kataku. Bukankah kata itu doa?” Alisra mendakwa dirinya.
“.....”
“Aku hanya tak tahu akan sebegini sakit. Rasanya sakit.” Alisra terbata. Sesekali ia mengusap matanya.
"Alisra, kau hanya sedang terkejut. Kau belum pernah merasakannya. Itu wajar." Jawab Suara di seberang lautan sambil tersenyum. Suara senyum.
Alisra berkata, "Aku salah. Motivasiku salah. Seharusnya aku tak melakukan ini pada diriku. Aku malu." Lalu sambungnya, "Seharusnya aku tahu siapa yang seharusnya aku cinta. Aku merasa bodoh. Betapa menyedihkan aku menangis karena roman picisan."
“Kau tahu?” Kata Alisra kemudian. “Aku merasa seperti pemain drama. Hahaha...pemain drama roman sedih. Pun setelah ini, aku akan banyak bersandiwara.” Sambungnya sambil tertawa. Ironi.
“Hanya saja, sandiwara yang akan kumainkan nanti akan menyakitkan sekali.” Roman wajahnya kembali muram.
"Alisra, kapan kau akan sadar bahwa pelajaran inipun bukti cintaNya? Mungkin Ia menunjukkan padamu bahwa yang kau cinta itu bukan jodoh yang tepat. Bukan seseorang yang diinginkanNya menjadi jodohmu." Suara di seberang lautan terdengar tegas, menyejukkan.
"Seperti kataku, kau hanya laiknya anak kecil yang terjatuh. Ia akan menangis pada awalnya, karena sebelumnya ia tak pernah merasakan sakit itu. Namun, ia belajar. Jika nanti ia terjatuh kembali, ia tak akan menciptakan tangis yang sama. Ia belajar. Belajar untuk sakit. Begitulah juga kau. Kau hanya terkejut." Lama-lama seperti mantera, suara di seberang lautan terus berdesir.
"Tapi sakit. Rasanya dingin." Tangis Alisra mereda, diganti isak putus-putus. Badannya bergetar.
"Tentu saja sakit. Kau sudah jatuh, patah pula."
“.....”
 Suara di seberang lautan kembali bertanya,
"Namun apakah jatuhnya seorang anak kecil membuatnya takut berjalan?"
Alisra terhenyak. Ia menyadari jawaban 'tidak' atas pertanyaan itu. Suara di seberang lautan sadar bahwa Alisra telah paham.
“Alisra... ” Suara di seberang lautan mengurungkan katanya.
“.....”  
Alisra berpikir. Suara di seberang lautan memberinya waktu.
Gesekan daun beringin terdengar gemerisik. Angin bertiup lebih kencang dari kemarin. Suara jangkrik semakin menjadi. Agaknya merekapun tak tahan dengan sunyi. Mereka menunggu sunyi menjadi bunyi.
Alisra bergeming. Dihelanya napas dalam-dalam.
“Kau kembali menghela, Alisra. Tidakkah kau hitung berapa banyak kau menghela?” Suara di seberang lautan memecah sunyi.
“Kau menghitungnya?” Sunyi Alisra terbelah.
“Tentu saja tidak. Kau tak memberiku imbalan setimpal untuk itu.” Suara di seberang lautan bermaksud mencandai.
“Baiklah, sepertinya kau sedang lupa cara bercanda saat ini. Aku tak memaksa.” Suara di seberang lautan berkata cepat.
“Tapi aku yakin kau akan baik-baik saja.” Suara di seberang lautan menegaskan.
“.....”
 Alisra masih berpikir. Menafsirkan rasa. Suara di seberang lautan kembali memberinya waktu.
“Aku tak tahu bagaimana harus bersikap setelah ini. Membayangkan diriku menatap mereka bersanding, sepertinya akan lebih sakit.” Alisra sedikit meratap.
Dengan sabar Suara di seberang lautan berkata, “Alisra, dengarkan aku. Kau akan baik-baik saja. Jadi, teruslah engkau berjalan. Namun janganlah berjalan terlalu cepat. Dengan begitu kau tak akan terjatuh dengan cara yang sama. Tak selamanya jatuh itu sakit. Maka berdoalah banyak-banyak agar kau bisa merasakan jatuh tanpa harus merasa sakit." Lagi-lagi, suara di seberang lautan terdengar bersenyum.
Suara hangat terasa menyelimuti. Air mata Alisra sudah hilang sama sekali. Ia hanya masih menghela napas. Menenangkan hati.
"Akupun paham, kau telah sadar, Alisra. Sehingga kau tahu bagaimana harus menjalani hidup setelah ini. Aku layangkan doa untukmu banyak-banyak. Agar ketika kau diberi jatuh lagi olehNya, kau telah siap, kau tak akan patah. Kau jatuh tanpa sakit. Hingga ketika kau berdiri, aku masih bisa melihat senyummu." Suara di seberang lautan memandang arif.
"Hingga tiba seseorang yang Tuhan utuskan untuk menjadi imammu, menjadi Ia Yang Meraih Tanganmu ketika kau jatuh tanpa sakit. Ia yang merapihkan rambut di balik jilbabmu.” Suara di seberang lautan memberi jarak pada katanya.
“Aku ingin kau mengamini doaku, Alisra." Suara di seberang lautan menggema.
Lalu, satu helaan napas, dan Alisra tersenyum. Tersenyum untuk segala jatuhnya, tersenyum untuk segala patahnya, tersenyum atas doa untuknya, dan tersenyum karena ia masih memiliki Suara di seberang lautan yang sudi merengkuhnya. Ia mengucap terimakasih dalam hati.
Telepon ditutupnya.
Suara jangkrik di peraduan menemani terkembangnya senyum Alisra.
Hatinya masih serupa lukisan yang terkoyak. Namun ia tetap tersenyum.
Senyum kelegaan.
Senyum Alisra semakin lebar.

======================================================

Ia meletakkan gagang telepon. Tampak senyum tertahan di bibirnya. Matanya, tak hanya memancarkan kelegaan, namun juga penyesalan. Menyesal karena merasa bahagia. Merasa bahwa bahagianya tidak seharusnya ia tampakkan.
Pantaskah aku merasa senang ketika ia begitu berduka? Ia bertanya pada dirinya.
Namun sungguh, ia tak dapat menyimpannya. Terbungkus rasa bersalah karena bahagia di atas derita orang lain, ia bersuka cita. Maka hanya matanya yang tersenyum, bibirnya tidak.  Hatinya masih merasa sungkan.
Ia mencatat sesuatu pada buku kusam yang selalu dibawanya. Dengan mata tetap tersenyum, ia menuliskan,
“Ternyata Tuhan masih memberiku kesempatan, lewat patah hatimu, lewat air matamu. Hingga aku bisa memelukmu dengan suaraku. Maafkan aku karena bahagia atas sedihmu, Alisra. Tuhan yang memberikan petunjuk padaku lewat dering telepon darimu, di pagi buta. Tuhan memintaku merengkuhmu. Memelukmu. Izinkan aku mencobanya. Membantumu jatuh tanpa harus patah. Terimakasih atas sedihmu.”
Ia menutup buku itu dengan senyuman. Kini tak hanya dalam matanya, namun juga bibirnya. Senyum dari sebuah bibir, sepasang mata, dan satu hati di seberang lautan.
Dan angin pun berdesir.

Yogyakarta, 22 Februari 2014



Selamat membaca dan Happy blogging! \(^0^)/

7 komentar:

Posting Komentar

Mari berdiskusi! Silahkan, bekomentar dengan sopan! :D

Ternyata Saya Masih Ekstrovert

Diposting oleh Camelia di Sabtu, Februari 22, 2014 1 komentar
Baru saja aku buat postingan ttg diriku sebagai Ambivert, ternyata itu tidak sepenuhnya benar! XD
Aku sebutkan di postingan sebelumnya, bahwa dlm tes singkat, aku Ambivert. Namun setelah ambil tes yang lebih valid *maybe*, jawaban yang aku dapat adalah:

"You’re an Extrovert with some Ambivert functions."

Yeeey! Keinginanku terkabul, ternyata aku memang ekstrovert, pantas aku kurang puas dg jawaban ambivert. Hanya saja, aku punya kecenderungan ambivert, :3
Aku ambil test di sini: http://lonerwolf.com/introvert-or-extrovert-test/
Hasilnya: 
You have reached 71 of 100 points, (71%)
Introvert or Extrovert: Test Yourself With Our Personality Quiz

If you score was between:
0 – 20 points  : You’re predominantly an Introvert.
20 – 40 points : You’re an Introvert with some Ambivert functions.
40 – 60 points : You’re an Ambivert.
60 – 80 points : You’re an Extrovert with some Ambivert functions.
80 – 100 points : You’re predominantly an Extrovert.
Jadi, bisa dibilang, sy ini:
Ambivert dg dominan ekstrovert atau spt yg dibilang td, ekstovert dg tanda2 ambivert. :D
Alhamdulillah~

Selamat membaca dan Happy blogging! \(^0^)/

1 komentar:

Posting Komentar

Mari berdiskusi! Silahkan, bekomentar dengan sopan! :D

Jumat, 21 Februari 2014

Are You an Extrovert or Introvert? I'm Both of Them!

Diposting oleh Camelia di Jumat, Februari 21, 2014 0 komentar
Beberapa hari ini aku dibingungkan oleh siapakah diriku. Ambil tes sana-sini, 3 kali dapet Ekstrovert dan 1 kali dapet Introvert.

Mencocokkan diri, apakah aku benar introvert seperti yang kusangka selama ini? Ataukah sebenarnya aku introvert yang menolak jd ekstrovert? Berkali-kali mencoba menyocokkan dengan ciri keduanya, aku tambah bingung. Hingga malam ini jelaslah semua #eaa.. setelah diskusi sampe pagi sma temen kos sambil searching, satu hal yang kudapat.

I'M AN AMBIVERT!

Do you know what ambivert is? Check this out! ;)
You're an ambivert. That means you're neither strongly introverted nor strongly extraverted. Recent research by Adam Grant of the University of Pennsylvania's Wharton School of Management has found that ambiverts make the best salespeople. Ambiverts tend to be adept at the quality of attunement. They know when to push and when to hold back, when to speak up and when to shut up. So don't fall for the myth of the extraverted sales star. Just keep being your ambiverted self. 
*ini setelah aku ambil test di sini
Kebingunganku selama ini terjawab. I'm neither only extrovert or introvert, i'm both ot them. In the middle.
Dijelasin juga bahwa tak ada org yang hanya introvert atau ekstrovert aja. Kalo kata Carl J. Jung kya gini:
There is no such thing as a pure introvert or extrovert. Such a person would be in the lunatic asylum. --Carl G. Jung
yang ada hanya orang yang dominan ekstrovert atau introvert. Hanya jumlah persen yang memisahkan kita~ #ciyeehh

Mungkin ini kelebihan yang Allah berikan. Membuatku lebih adaptif. Bisa memilih kapan aku harus menggunakan kedua senjataku, ekstrovertness dan introvertness. Senjata yang akan luar biasa berguna saat bisa menggunakannya dengan tepat.

Sebenernya aku pengen dominan ekstrovert aja, biar jelas. Tapi aku butuh jd introvert. :3 In the middle is not that bad thou~ Tapi kemungkinan sisi ekstrovertku lebih tinggi dr introvert. Hanya saja masih dalam taraf ambivert. Oke, saya sudah cukup puas dengan hasil ini.

Nah, apa bedanya Ambivert dengan Ekstrovert dan Introvert?

Seorang Ambivert, sangat menikmati kumpul bareng orang2, pesta, ketemu komunitas, kenalan baru. They do love crowd, but after long time it will drain them. Also, they do love alone, but not too long. Jadi intinya, seorang ambivert musti nge-mix antara berkumpul dg orang2 dan menyendiri.

Saat lagi bosan, aku akan berkumpul dengan teman2 yg kusuka, hangout, atau hanya jalan2 sendiri beli buku. Atau keliling rental komik sambil numpang baca. Bisa juga aku hanya di kamar baca buku dan tiduran. Mungkin buatku, yang paling asik adalah 'menyendiri berjamaah', jadi berangkat bareng, trus menikmati kesendirian masing2, abis itu pulang bareng lagi. #apaaan? contoh pas ke perpus, :3
Nah, katanya orang ambivert ini paling bagus untuk ngurusin 'sales'. Karena dia lebih tahu kapan musti koar2 macam ekstrovert, dan kapan musti mendem kayak org introvert. :3

Mengenal diri sendiri itu such a wonderful feeling, apalagi setelah penasaran lama dan terkatung-katung. Ok, Semangat for what ever you are! XD

Ps. Ralat: Ternyata, aku masih introvert. >0< (baca lebih lengkapnya di sini --> http://bungarumputku.blogspot.com/2014/02/ternyata-saya-masih-ekstrovert.html)

sumber belajarku:
http://www.danpink.com/assessment/
http://www.fastcompany.com/3016031/leadership-now/are-you-an-introvert-or-an-extrovert-and-what-it-means-for-your-career

Selamat membaca dan Happy blogging! \(^0^)/

0 komentar:

Posting Komentar

Mari berdiskusi! Silahkan, bekomentar dengan sopan! :D

Senin, 17 Februari 2014

Banyak Alasan Kenapa Menolak Pacaran

Diposting oleh Camelia di Senin, Februari 17, 2014 0 komentar
Wuehehehehe... abis bikin postingan ini, terus nemu gambar lucu dari tumbl: Akhwataluswah
Intinya, alasan nggak pacaran bisa macem2.
Tentu tergantung kepahaman hatimu akan pilihanmu sendiri. Jadi, apa alasanmu nggak pacaran?
Silahkan dinikmati~


 

 

 

 

Huwehehehehe.... XD

Selamat membaca dan Happy blogging! \(^0^)/

0 komentar:

Posting Komentar

Mari berdiskusi! Silahkan, bekomentar dengan sopan! :D

 

Bunga Rumput Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei