Sabtu, 01 Maret 2014

[Semacam Review Buku] Princess Sendal Jepit

Diposting oleh Camelia di Sabtu, Maret 01, 2014 0 komentar
Sebuah review buku seringkali subyektif. Karena review pasti berbasis pengetahuan dan preferensi masing-masing. Kali ini aku akn mereview buku berjudul PRINCESS SENDAL JEPIT. Review kali ini aku usahakan nggak subyektif *berlatih*.


Okey, kita mulai! Data buku dulu deh, biar kaya resensi keren.

Data Buku
Judul: Princess Sendal Jepit
Penulis: Agyasaziya Razievy
ISBN: 9786020221656
Penerbit: Elex Media Komputindo
Tebal: 244 hlm
Tahun terbit: 2013 (September)

Pertama baca judulnya, aku pikir buku ini adalah novel remaja bergenre teenlit. Setelah mencermati covernya, terdapat tulisan 'Diary Muslimah Blogger Oncom', dan akupun sadar bahwa buku ini berisi kumpulan kisah penulisnya yang pernah terangkum dalam blognya. Tenyata memang benar. Kenapa sendal jepit dan lain sebagainya, diceritakan oleh penulis di bagian pembukaan buku ini. Jadi, nggak perlu aku ceritakan lagi. Bicara tentang cover, buku ini punya cover yang manis sekali. Biru muda dengan wajah seorang gadis. Cantik, simpel. Dari cover, buku ini cukup menarik perhatian pembaca.

Lalu mulailah perjalanan menyelami isi buku yang ditulis oleh kak Agyasaziya Razievy ini. Seperti yang aku sebutkan, isinya adalah beraneka cerita harian si penulis dan berbagai curhatannya. Diary. Penulis membawakan buku ini dengan bahasa yang bubbly, ceria, khas sanguinis. Kita bisa merasakan keceriaan penulis dalam bahasanya. Penulis banyak menuangkan pengalaman uniknya, pengalaman menyeramkan, dan berbagai pengalaman cinta juga. Dalam buku ini, penulis ingin mengajak pembaca untuk mengamalkan cinta yang halal. Karena menurut penulis, banyak orang yang sudah terjebak pada hubungan pria dan wanita yang tidak sehat dan tentu saja tidak halal.

Kamu tidak suka bahasa bubbly pada buku? Tenang saja, kau akan menemukan bahasa melow dan melankolis juga di buku ini. Terutama saat Kak Agya menceritakan rasanya tentang cinta. Kisah-kisah di bagian akhir bisa membuat kita ikut maelankolis. Even lah, seimbang. Membaca buku ini seperti disuguhi cerita kocak dan prosa romantis sekaligus.

Secara umum, kamu sangat bisa mendapatkan manfaat dari buku ini. Mengetahui pengalaman orang lain, itu ada baiknya. Karena jika pengalaman itu baik, bisa kita contoh dan jika itu buruk, bisa menjadi pelajaran agar tidak melakukan kesalahan yang sama. Sebagai hiburan, buku ini juga punya andil. Ada beberapa kisah lucu yang bisa membuatmu senyum-senyum. Tapi selera humor tiap orang tentu beda, bisa jadi kamu malah tertawa terpingkal-pingkal saat baca buku ini! Dan jika kau tak merasakan apapun, nggak ketawa, dan muka datar, itu juga karena selera humormu yang berbeda dengan penulis.

Selain semua kelebihannya, ada hal yang kurang aku suka dari buku ini. Aku punya anggapan bahwa bahasa buku dan bahasa blog itu berbeda. Dalam blog atau sosial media, kita bisa menulis dengan kaidah sesuka kita, namun pada buku, ada kalimat-kalimat yang bisa diadaptasikan, agar menjadi bahasa buku yang nyaman dibaca. Dalam blog, kita bisa menulis dg tanda baca sebanyak yang kita suka, namun pada buku, perlu ada penyesuaian. Nah, dalam buku ini, kalimat2nya masih dituliskan dengan bahasa blog. Menurutku, kurang ada penyesuaian dg bahasa buku. Bukankah sesungguhnya pembaca bisa membaca tanda baca? Tanda baca berlebihan, untuk sebagian pembaca terasa mengganggu, contoh: "Apaaaa???" --> bagiku menggunakan tanda berlebihan agak mengganggu.

Masukan untuk mbak Agya, mungkin bisa diperhatikan lagi penulisan kalimatnya, agar lebih berbahasa buku dan lebih nyaman dibaca. Tapi tentu saja ini opiniku, jika menurut penulisnya atau penggemar buku ini nggak masalah, tentu aku juga nggak masalah. Hanya saja, aku belum nyaman membacanya. :)

Satu lagi, saran saya, mbak Agya menimbang2 lagi jika akan memasukkan postingan blog untuk dibukukan. Misal, masukan postingan yang bakal bermanfaat, menghibur, dan 'ngaruh' ke pembaca aja. Karena yang aku rasakan, masih ada bahasan dalam buku ini yang membuat aku berpikir, "So what? Buat apa aku tahu ini?". Contohnya adalah saat mbak Agya membeberkan jadwal kuliahnya. Ya, afwan, sorry, maaf. Diriku sempat berpikir, "Terus kenapa dengan jadwal kuliah mbak? Kenapa sy perlu tahu?". Yah.. begitulah kurang lebih.

.................

Wait, aku jd subyektif lagi. -_-a

................

Lanjut aja!

Terlepas dari kekurangannya, buku ini penuh kisah lucu, motivasi, pelajaran, dan pesan-pesan bijak dari mbak Agya. Buku ini juga dilengkapi banyak ilustrasi dan warna manis yang akan membuatmu betah membacanya. Jika kamu suka buku dengan sentuhan humor tp berhikmah seperti genre Raditya Dika, buku ini bakalan cocok untukmu. Recommended!

Semoga next booknya mbak Agya bisa lebih asik! Semangat! ^_^
Mbak Agya keren tapi, udah bikin buku, sedang aku belum. T-T
Okey, Semangat! *ketularan semangat mbak Agya*

Selamat membaca dan Happy blogging! \(^0^)/

0 komentar:

Posting Komentar

Mari berdiskusi! Silahkan, bekomentar dengan sopan! :D

Kau Bebaskan Aku Tanpa Syarat

Diposting oleh Camelia di Sabtu, Maret 01, 2014 4 komentar
"Hmmm..." Aku menghela napas lagi. Hei, ini sudah kali keberapa?

Burung Cangak terbang di langit Yogyakarta, kembali ke rumah. Semburat oranye menegaskan bahwa ini waktunya bulan untuk menampakkan diri. Aku masih menyelonjorkan kaki di rerumputan. Sendiri.
Ini sudah langit keberapa yang kupandang hari ini? Ah, langit kan hanya satu. Aku saja yang melihatnya berulang, dari tempat yang berbeda. Ini kali kedua aku duduk berselonjor di rerumputan ini, memandang langit. Langit yang samakah seperti yang kau pandang? Entahlah. Mungkin kau bahkan tak berniat untuk menatap langit. Kau sibuk.

Tapi ini kali kesekianku memandang langit, dan kali keduaku memandangnya dari sini. Wajahmu masih terpampang di awan-awan. Awan selalu berubah, tapi bayangmu tidak.

Memikirkan bahwa diriku menjadi melow karenamu, itu sangat luar biasa. Ini kali pertama. Kau, yang membuat aku jatuh cinta, sekaligus patah hati. Kau yang memberiku pelajaran, bahwa mencintai tak harus memiliki.

Aku ikhlas. Aku ikhlaskan hatiku melihatmu bersamanya.

"Haaahh..."

Kurebahkan punggungku. Hari semakin gelap dan suara cangak semakin kencang. Mengatur posisi tidur, mungkin. Nyamuk-nyamuk mulai menggerayangiku. Kubiarkan saja. Di tanganku masih ada bukumu. Buku yang kau berikan padaku. Bukan karena atensi apapun. Hanya karena kau harus mengganti bukuku yang hilang. Hanya itu.

Untukku itu berharga. Kupeluk buku itu erat-erat. Maafkan aku karena berdelusi tentangmu. Biarkan aku memainkan skenario di kepalaku. Skenario yang menyenangkan hatiku. Biarkan aku bermimpi tentangmu, karena di dunia nyataku tak ada 'kamu untukku'. Walau kau tak tahu rasaku, izinkan aku tetap berusaha mengirimkannya. Lewat desiran sang bayu, dan awan yang berbentuk sembilu.

Aku ingin jujur. Aku mencintaimu. Dan masih akan begitu. Aku tak akan memaksa cinta itu pergi. Tapi satu hal yang perlu kau tahu, aku mengikhlaskanmu. Aku siap melihatmu bersamanya, menggandengnya, mencintainya. Aku melepaskanmu.

Aku mencintaimu tanpa syarat. Kau tak perlu menjadi kekasihku untuk mendapat cintaku.
Aku mengagumimu dengan kebebasan. Karena dengan begitu aku pun bebas.
Aku tersenyum. Lega dalam hati tak terperi. Sudah kutemukan makna cintaku.

"Aku mencintaimu tanpa syarat"

kubisikkan sekali lagi. Lalu semua serasa sunyi. Cangak yang terdiam, angin semilir, nyamuk yang berdengung, pasti ikut mendoakan kebebasanku. Kupejamkan mata, mencipta sosokmu dalam ingatan. Kau adalah cinta. Izinkan aku mencintaimu tanpa syarat.

Kupeluk bukumu semakin erat.

Yogyakarta, 27 Februari 2014

Selamat membaca dan Happy blogging! \(^0^)/

4 komentar:

Posting Komentar

Mari berdiskusi! Silahkan, bekomentar dengan sopan! :D

 

Bunga Rumput Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei