Kamis, 15 Desember 2011

AKU RISMA (Part III)

Diposting oleh Camelia di Kamis, Desember 15, 2011 0 komentar

­­­­­­­­­­­­­­­­­Aku duduk sendiri di kantin sambil membaca serial One Piece no 25. Entah sudah berapa kali aku mengulang baca komik-komik One Piece-ku yang Cuma 25 buah.
“Suaramu tadi lumayan juga, Ris!” teriak Yuri sambil menghampiri dan merangkulku.
“Aish.. bilang aja mau ngejek. Ga usah basa basi, lagi!” cibirku.
“Makanya, jangan telat lagi, lagian ngapain juga kamu nongol? Biasanya kalo telat kamu bolos, kan? Tapi serius, suara kamu nggak malu-maluin kok. Jadi pengen denger lagi.”
“makasih deh, pujiannya…  berarti besok gue telat lagi aja, ya?” timpalku bercanda. Atau bakal beneran? (jangan lagi deh!)
“Hahaha, iya! Ide bagus, tuh!” Yuri ketawa ngakak. “Sip, sip.. gue tunggu deh pokoknya penampilan selanjutnya.”
Seorang pria lewat di depan kami. Stylenya asik banget! Rambut gondrong sampai tengah leher, hampir menyentuh bahu, sih. Jamnya gede, rambutnya dikuncir kayak samurai, kaosnya item pake rompi jeans. Thumb up! Tapi kayaknya aku jarang lihat pria itu, kakak angkatan kah?
Yuri, pernah liat tu cowok nggak? Yang barusan lewat.” Tanyaku padanya.
“Yang mana? Oh.. yang dikuncir? Dia kan Alex, sekelas sama kita juga tau kalau kelas B. Inggris sama Matematika.”
“Ehh..! Masa? Kok aku nggak tau?!” sergahku kaget.
Sambil memasang muka ‘of course’ Dita bilang, “Yah… secara dia sejenis sama kamu, tukang telat, tukang bolos! Pas dia masuk, kamu nggak masuk kali. Pas smester satu sih, kita emang nggak ssekelas sama dia. Emang kenapa? Jangan-jangan! Kamu tertarik padanya, ya? Oh, Tuhan… terimakasih, akhirnya teman saya jadi wanita normal seutuhnya!”
“Yee, ngomong sembarangan! Jelek-jelek gini gue cewek, tau! Lo nggak liat apa stylenya? Keren banget! Kamu nggak liat tuh, jamnya? Jam model itu udah jarang sekarang. Dia beli dimana ya..?” Belaku.
“Huu...!” Yuri manyun sambil mukul kepalaku pelan. “Makan tu jam, jam lagi.. jam lagi.. yang diomongin!”
“Hahaha.. muka loe! Muka loe! Kocak emang muka loe kalo manyun! Hahaha...”. Dita siap-siap memukulku ketika makanan datang. Fyuh.. selamat. Waktunya makan!

0 komentar:

Posting Komentar

Mari berdiskusi! Silahkan, bekomentar dengan sopan! :D

AKU RISMA (Part II)

Diposting oleh Camelia di Kamis, Desember 15, 2011 0 komentar

Dari tahun lalu baju kok Cuma dionggokkan saja! Kamu ini cewek bukan sih?”
“Yaelah, si kakak berlebihan, nih.. baru juga dua hari..” aku membela diri. “Nggak sempet kak, besok pagi aja kalau mau berangkat kuliah baru aku setrika.”
“Mana sempet kamu nyetrika pagi, biasanya juga tidur habis subuh! Heran, deh! Punya adik cewek cuma satu, tapi malesnya minta ampun! Lihat tuh di dapur, piring gelas belum dicuci! Udah sejak kapan itu? Sampe-sampe yang di rak udah nggak ada. Sampah menumpuk! Huh, kamu cewek bukan, sih?” ia mengulang pertanyaannya.
“Ehm.. cewek jadi-jadian kali..” sahutku asal-asalan.
“Apa?! Dasar ni anak….” Kakakku sudah siap melemparku dengan sandal saat aku buru-buru lari masuk kamar mandi dengan tawa ngakak yang keras. Kudengar kakak masih uring-uringan, hanya samar-samar karena kemudian suaranya tertelan air shower yang kubuka penuh. Dan sejenak aku pergi ke alam lain. Melepas penat seharian karena kuliah. Air kran mengucur deras. Kuambil gayung pertamaku.
Sendiri di kamar mandi. Entah mengapa selalu ada perasaan ‘entah apa itu’ jika aku sendirian. Perasaan apa sebenarnya? Entahlah. ‘Bukan hal yang penting!’ kata Yuri tiap aku lupa hal yang ingin kukatakan. Mungkin perasaan ini juga tak penting. Karena aku bukan lupa, tapi tak tahu. Ya, pasti hanya halusinasi, paranoid atau sejenisnya.
Dan aku kembali menikmati air yang menyiram tubuhku.
 
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Aku orang yang selalu terlambat. Entah mengapa itulah cap yang menempel pada diriku. Setidaknya aku pernah tidak terlambat, walau lebih sering iya.
Seperti pagi ini, aku sudah menyetel alarm berulang di handphoneku pada pukul 6 pagi. Lagu Stranger Like Me – bunyi alarmku- sudah berulang kali meraung. Entah karena sudah kebiasaan, atau kebebalanku, atau kedua-duanya, bukan mataku yang terbuka tapi tanganku yang meraba-raba HP dan memencet tombol ‘matikan’. Tiap sepuluh menit, lagu itu bergema lagi karena alarm hpku memang ku setting berulang. Namun, tetap saja, tanganku bergerak sendiri mematikannya. Hingga aku benar-benar terbangun pada pukul 6. 45.
“Eeehh? Jam tujuh kurang seperempat? Aduh! Aduh! Gimana nih?!” Aku terperanjat dan langsung kebingungan mencari alat mandi. Untung semalam kakakku sempat datang ke apartementku dan menyetrika baju-bajuku yang dua hari kubiarkan saja kusut. Walau dengan ngomel-ngomel, kakakku tetap akan menyetrika bajuku. Pada dasarnya dia memang hobby bersih-bersih dan beres-beres. Mungkin tangannya sudah otomatis bergerak jika ada sesuatu yang ia rasa tidak bersih dan rapi.
Semalam aku mandi cukup lama. Tidak! Bukan madiku yang lama. Biasanya aku hanya mandi selama 5 menit. Mungkin aku banyak melamun di kamar mandi, atau entahlah, aku sendiri tak tahu. Yang jelas aku keluar setelah kakakku menggedor pintu kamar mandi dengan berkata, “kau ini mandi apa tidur, sih? Lama amat!”
Setelah aku keluar kamar mandi, dia gentian masuk, bergegas. Diluar dugaanku, kakak bukan hanya menyetrika bajuku-yang hanya beberapa potong-, tapi juga membereskan cucian piringku dan membuang sampah ke luar. Wudih, kakak emang penyelamatku! Tapi, kok cepet, ya? Kulihat jam dan aku terbelalak. Tadi aku masuk kamar mandi pukul 19.15 dan sekarang sudah 19.43! Berarti.. aku mandi hamper setengah jam?! Selama itukah?
Sudahlah, kurasa cukup mengingat tadi malam.  Sekarang waktunya bergegas. Aku sendiri tidak mandi, hanya sikat gigi dan cuci muka, lalu menyemprotkan minyak wangi secara brutal. Satu pelajaran dari pengalamanku, jika kau memakai minyak wangi berlebihan, itu indikasi kau belum mandi.
Sekilas ku lihat dua potong sandwich di atas meja. Kakak pasti membuatnya sebelum pulang tadi pagi. Dia akhirnya menginap, karena kelelahan. Tapi tak ada waktu untuk makan. Maaf, kak! Setelah berpakaian kusambar tas, dan langsung berangkat setelah mengunci pintu.
Bergegas kuturuni tangga. Untung kamarku hanya ada di lantai dua. Tidak perlu dua kali turun tangga. Apartementku bukan apartemen mewah. Mungkin lebih cocok disebut rumah susun. Hanya terdiri dari tiga lantai dengan enam kamar atau yah... rumah.
Lantai bawah dihuni oleh keluarga kecil, mereka punya seorang anak perempuan yang lucu sekali. Kamar satunya di pakai oleh seorang nenek yang tinggal dengan cucunya. Nek Darti, begitu kami biasa memanggilnya. Nek Darti membuka sebuah warung kecil yang menjual perlengkapan harian. Warung ini sangat membantu untuk orang pemalas sepertiku yang enggan berbelanja bulanan. Lantai dua dipakai olehku yang tinggal sendirian dan kamar depanku dipakai mahasiswa juga, sepertiku. Mereka tinggal berdua, saudara, dan kembar. Sampai sekarang aku masih senyum-senyum sendiri jika melihat mereka bersama. Entahlah, aku jarang melihat orang yang benar-benar kembar seperti mereka. Bahkan suara mereka saja sama!
Lantai tiga hanya dihuni oleh debu dan angin. Haha… maksudku, belum ada yang menghuninya sampai sekarang.
Angin pagi ini bertiup sepoi-sepoi, namun matahari sudah bersinar terang. Walau panasnya belum terasa. Bus yang kutumpangi berjalan tersendat-sendat. Jalanan cukup ramai pagi ini. Yah… jam 7 memang waktunya orang berangkat kerja. Seperti biasa, aku duduk di dekat jendela. Memandang jalanan. Sesekali kulirik jam tanganku. Ah.. lima menit lagi kuliah dimulai. Apa aku akan sampai tepat waktu? Sebenarnya aku panic. Tapi kupikir buat apa panic? Toh, bus ini tidak berjalan lebih cepat. Biasanya jika aku merasa akan terlambat, aku tidak akan masuk sekalian. Dosen yang satu ini suka memberikan hukuman konyol pada mahasiswanya. Bagi yang terlambat, harus menyanyi di depan kelas! Daripada menyanyi, aku memilih tidak masuk. Tapi kali ini aku harus tetap masuk, karena aku sudah 5 kali absen untuk mata kuliah ini. Aku baru smester dua dan aku tidak mau sampai tidak dapat nilai karena absen kurang.
Setelah yakin aku pasti terlambat, aku mulai merencanakan lagu apa yang akan kunyanyikan nanti. Hah, konyol sekali! Tapi mau gimana lagi? Terima nasib saja. Sebenarnya aku suka kuliah ini, bahasa inggris. Tapi hukumannya…
to be continued..

0 komentar:

Posting Komentar

Mari berdiskusi! Silahkan, bekomentar dengan sopan! :D

AKU RISMA (Part I)

Diposting oleh Camelia di Kamis, Desember 15, 2011 0 komentar

Jam kacaku menunjukkan pukul sebelas lebih dua puluh empat menit, dan aku masih belum mengantuk. Habis membaca ulang serial komik One piece untuk yang kesekian kalinya. Lagi-lagi aku tak bisa tidur walau tengah malam hampir tiba. Hmmm… kubolak-balik komik jilid 18 dan kuletakkan lagi. Bosan. Sekali lagi kulirik jam kacaku, oleh-oleh dari mekkah selepas ayahku pergi haji. Sudah sepuluh menit aku bergulung-gulung di karpet kamar kost selepas membaca komik.
Krok.. krok.. krok.. krokkrok… krok. Handphoneku berbunyi. Ada sms masuk dan segera kubuka.
From: Yuri
20/02/2011 23: 45
Ris, udah tidur?
Tumben Yuri belum tidur. Haha… sebenernya aku bukan orang yang suka begadang, bukan insomnia juga, Cuma tidak terbiasa tidur awal. Kubalas sms Yuri.
Ya, udah tidur. Sent. Ok!
Yuri, teman SMAku. Peranakan Jepang-Indonesia dan sekarang tinggal di Yogyakarta. Dia pindah ke Indonesia saat umur 4 tahun. Jadi kemampuan berbahasa Indonesianya nggak perlu ditanya lagi. Bahasa jepangnya juga bagus-dilatih babenya-, dan sekarang sedang serius mendalami bahasa korea karena terpengaruh aku, mungkin.
Kuambil HP di sampingku dan kupandangi, ah… Yuri nggak mbales, nih! Kujamin pasti dia sudah tidur. Sekali lagi kulirik jam kacaku. Ha? Udah jam 1? Cepat amat!
Tubuhku masih tergeletak di atas karpet, terlentang. Benar-benar bingung mau berbuat apa. Bodoh! Tidur aja, lagi! Hm… tapi mood tidurku belum datang. Kuingat-ingat lagi, hari ini tak banyak hal berharga yang kulakukan. Cuma nonton film, putar-puter video, baca ulang One Piece sama makan. Ah, aku kan juga mencuci. Ya, Cuma nyuci sepertinya pekerjaan yang bermanfaat hari ini. Alamak! Hampir lupa belum sholat isya.
Langsung kuberanjak mengambil air wudhu. Sepi sekali tengah malam begini. Apa temen-temen udah tidur, ya? Auh, mana gerah, lagi. Apa mau turun hujan? Atau aku belum mandi? Tidak, tidak, aku sudah mandi tadi sekalian nyuci baju. Ya, kemungkinan besar mau turun hujan. Mungkin.
Selesai sholat, kurebahkan lagi tubuhku. Kali ini bukan di karpet, tapi di kasur. Kakak tidur disampingku. Kupandangi wajah lelahnya. Merasa bersalah padanya karena harus mempunyai adik sepertiku.
Ah.. Kasur ini sudah cukup keras. Pekan depan harus kujemur, ah.. Ngomong-ngomong, sudah berapa kali aku berniat jemur kasur tapi nggak jadi? Tak sengaja kulihat jadwal kuliah. Wah, besok masuk pagi! Aku harus cepat tidur! Kuambil handphone,kunyalakan mp3 dan kupasang earphone. Lagu Stand Up for Love-nya Destinied Child melantun. Cara jitu agar cepat tidur, kembali ke masa kanak-kanak, lagu nina bobok.
... stranger like me...

“Aish… berisik!” mataku tertutup rapat, sembari tangan menggerayangi sekitar mencari asal suara. Kuraih handphoneku dan kutekan tombol off. Lagu berhenti.

....to be continued

0 komentar:

Posting Komentar

Mari berdiskusi! Silahkan, bekomentar dengan sopan! :D

 

Bunga Rumput Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei