Minggu, 12 Mei 2013

Semakin Belajar, Semakin aku tak mengerti

Diposting oleh Camelia di Minggu, Mei 12, 2013 2 komentar
"Semakin aku belajar, semakin aku tak mengerti."
"Ternyata matahari terbenam di barat, ya.. hampir saya Bakabon membohongiku"
Dua quote di atas aku dapat dari My Boss My Hero, dorama jepang. Bagi yg udah nonton pasti tau bagusnya dorama ini. Quote ini pernah aku sebut di postinganku Quote-quote Keren

Quote di atas terdengar keren di telingaku. Terutama quote kedua, itu kalimat terfavoritku di My Boss My Hero. Rasanya dari kalimat itu aku bisa belajar dua hal:
1. Belajar itu sangat penting
2. Belajar dari orang bodoh akan membuatmu tambah bodoh (Bakabon-tokoh kartun yg bodoh)

Semua orang tahu pentingnya belajar. entah itu di sekolah, di rumah, di manapun. dan semua orang juga tahu pentingnya ilmu. entah itu terpaksa tahu atau dengan senang hti mencari tahu. kadang, ilmu yang kita anggap kurang bermanfaat bagi kita ternyata justru sangat bermanfaat di masa yang akan datang. mungkin bukan untuk kita, tapi untuk orang lain dengan perantara kita. Oleh karena itu, sangat berbahaya ketika ilmu itu kita sepelekan. kadang -aku sendiri juga- masih merasa, "ah, nggak penting aku belajar ini." atau "aku nggak suka belajar ini". dan pernyataan itu dijadikan kambing hitam untuk malas belajar. Padahal semuanya adalah ilmu Allah, dan tentulah manfaatnya besar. Namun, memang belajar itu perlu prioritas. bukan berarti menyepelekan suatu ilmu, hanya lebih baik belajar yang lain dulu. nah, kalau pendapat yang seperti itu, sih bagus. Karena kita tahu, walau ilmu Allah itu tidak terbatas, tapi otak kita itu terbatas -walau otak diciptakan dengan luar biasa-. 

Yang lebih berbahaya lagi adalah kita belajar dari orang yang salah, mengamini ilmu yang salah, dan tidak merasa salah. Itulah yang saya bilang belajar dari orang bodoh itu membuatmu semakin bodoh. Bukan berarti menutup diri dari ilmu orang yang bodoh. Karena kita juga nggak bisa, kan menyatakan orang ini bodoh, orang ini todak. bukan hak kita menghakimi intelegensi orang lain. Hanya saja, agar tidak menjadi pembelajar yang bodoh, kita perlu menyaring semua informasi yang masuk. bukan asal percaya mentah-mentah. Klarifikasilah, dari buku atau dari sumbernya langsung jika itu memungkinkan. jika belum yakin ilmu itu benar, ya jangan dipercaya dulu, apalagi disebarkan. karena berarti itu hanya menyebarluaskan kebodohan. Kalau semua bisa lebih arif dalam menerima ilmu, maka berita hoax yang terus menyebar dan dipercaya bisa dihindari (ya, kan?). Gambaran aja, hadits sampai ke kita, dinyatakan shahih juga hasil kerja keras para perawi untuk menelusuri riwayat hadits sampai sumber yang dipercaya. Jadi, tentu bukan hal yang sulit untuk sekedar mengklarifikasi ilmu atau informasi. apalagi sekarang, bisa tinggal searching. tapi tentu saja, mode filter tetep on. 

udah gitu aja, postingan kali ini jadi panjang juga. sip, semangat teman2! ^0^


2 komentar:

Posting Komentar

Mari berdiskusi! Silahkan, bekomentar dengan sopan! :D

Quote-quote Keren

Diposting oleh Camelia di Minggu, Mei 12, 2013 0 komentar
Aku pengen nulis quote2 keren yg menginspirasiku. beberapa di antaranya bener2 bikin aku bangkit setelah gamang dan perenungan panjang. mungkin terlihat biasa saja. tapi aq suka kalimat2 ini. aku dapetnya dari orang terdekat, buku, komik, film, lagu, dorama, dll ^^
yuk, dinikmati (ini nggak urut per impact lo..):
1. Suksesmu dikemudian hari, ditentukan usahamu hari ini (My Babeh..)
2. The bad news is time flies, the good news is you're the pilot (Quotediary-dpet dr aini)
3. Aku akan menjadi raja bajak laut apapun yang terjadi, kalau aku harus mati untuk mendapatkannya, akan kulalui. *kurang lebih gtu (One Piece)
4. "Maaf, mungkin ini kasar. tapi aku tak suka melihat orang putus asa di depan mataku." (La corda D'Oro vol. 8)
5. Orang sukses itu bkan diliat dr brapa kali dy jatuh, tapi berapa sering dy bangkit kembali (Lupa dr mana *hiks)
6. Omaetachi wa ore no nakama-da! (Luffy-One Piece)
7. "Aku sedang berjuang, sekarang aku di sekolah.. sedang berjuang" aku tak akan kalah lagi (Life vol 11)
8. Jangan mengasihani diri sendiri! Orang yg paling menyedihkan di dunia adalah orang yang mengasihani diri sendiri. (lupa bca di mana)
9. Semakin aku belajar, semakin aku tak mengerti. *tambahan: Ternyata matahari terbenam di barat ya.. hampir saja bakabon membohongiku. (My Boss My Hero)
10. Gantungkan impianmu 5 cm di depan keningmu! dst (5cm)
11. Going to the extra miles (Negeri 5 Menara)
12. Don't worry, it's ok baby. please move forward. Leave today behind, let it be Yesterday, and face tommorow with a better life (kata hatiku.. :))
13. Riz, jangan khawatir dengan masa depan! Khawatirlah jika kamu nggak bisa lakukan yg terbaik untuk hari ini! *ini saat aq merasa galau dg masa depanku

itu dulu deh.. masih bnyak yg lain. maklum aku orangnya gampang badmood. jadi, perlu kayu bakar yg banyak untuk membakar semangatku.

Lagunya G.O.D yg ROAD juga menggugahku. pas banget saat itu aq merasa nyasar. kalaupun nggak, aku lagi bimbang dan g pede. lahu ini penguat. ^^

Thanks God for let me know G.O.D

bonus, nih liriknya: *repost sih...

Where is this road I'm taking leading me to, where that place is. i don't know i don't know i don't know but i'm walking this road today also

i wonder if people all have their chosen way to go or if they make their own ways.. i don't know i don't know i don't know but i'm walking this road like this again

i wonder why i am standing on this road i am at right now
if this is the right way to go
if my dreams will come true at the end of this road..

i wonder what really gives me pleasure, money, reputation, or the ones i love
i want to know i want to know i want to know but i can't figure it out yet

i want to say that this is my road with confidence and believe in my faith, and never turn back, never regret my choices.. i want to walk like that i want to walk like that i want to walk like that but i still don't have any confidence

what am i dreaming of, who is that dream for
if those dreams come true would i really be happy
oh~ where am i.. really going right now
what do i really have to live for

all i wonder why i am standing on this road i am at right now (why this road)
if this is my right way (is this really my right way)
if my dreams will come true at the end of this road.. (will my dreams come true)

i want to say that this is my road with confidence and believe in my faith, and never turn back, never regret my choices.. i want to walk like that i want to walk like that i want to walk like that but i still don't have any confidence

intinya yg aq pelajari dr lagu ini, Walau aku ngerasa jalan yg aku tapaki salah, walau aku ngerasa nyasar, inilah yg terbaik karena ini jalanku dan aku ingin berjalan di jalan ini dengan percaya diri. Apa yg sebenernya ingin aku lakukan dalam hidup? lagu ini membuat aq berpikir begitu. "Menjadi orang yang bermanfaat" adalah jawaban terbaik yg kutemukan dalam hatiku. =D

Semoga bermanfaat!

0 komentar:

Posting Komentar

Mari berdiskusi! Silahkan, bekomentar dengan sopan! :D

Jumat, 10 Mei 2013

Rindu Malam

Diposting oleh Camelia di Jumat, Mei 10, 2013 0 komentar
Ketika merindu belum boleh bagiku
ketika hati terasa rapuh
ketika semua abu-abu karena rasa yang belum halal bagiku
yang kuharap hanya pertolonganMu untuk menghalalkan rinduku
atau menghilangkannya

karena sesungguhnya, penantian dalam rindu
dalam rasa yang tak terdefinisi
membuatku tersaruk
lagi
dalam kegelapan malam

0 komentar:

Posting Komentar

Mari berdiskusi! Silahkan, bekomentar dengan sopan! :D

Selasa, 07 Mei 2013

Mengejar Impian Ternyata Tidak Mudah

Diposting oleh Camelia di Selasa, Mei 07, 2013 0 komentar

Mengejar impian itu ternyata tidak mudah. Sangat frustasi rasanya ketika apa yang kita inginkan tidak dapat terpenuhi. Sedih rasanya ketika harapan tak bersambut. Putus asa rasanya ketika doa belum terkabulkan.

Kurangnya tekad, sering menjadi penghalah terpenuhinya harapan. Keinginan mendapatkan kuat, tapi tekad kurang. Tekad menentukan kerasnya usaha kita. Kadang kita berteriak pada diri sendiri, “Semangat! Semangat! Aku pasti bisa bangkit sekali lagi.”, namun sedikit halangan membuat usaha berkurang.

Aku harus bangkit sekali lagi. Benar-benar bangkit. Tampar dirimu sekuat tenaga Rizqia! Bukan hanya modal semangat, tapi tekad kuat dalam hati, dengan sedikit bicara banyak bekerja. Belajarlah lebih berat! Usahalah lebih keras! Pasti masih ada waktu.
Berapa lama lagi waktu kuliahmu? Sisa semester ini, maksimalkan Riz! Kuatkan tekadmu! Ingat orang orang tua, ingat Allah! Ingat mimpi-mimpimu! Harapan-harapan tinggimu. Kerjakan semuanya dengan kenikmatan. Jangan lari dari matakuliah yang kau benci. Semua pasti ada manfaatnya.

Lihat kebelakang, amati langkah yang telah kau buat. Mungkin selama ini kau terlalu banyak melenceng dari jalan tujuan, atau mungkin tapak langkahmu kurang mantap. Lalu lihatlah ke depan, buatlah langkahn lebih mantap dan lebih lurus. Jalan impian terkadang terlalu sempit. Harus kau ambil jalan yang lurus agar tidak jatuh ke jurang di sampingmu. Ucapkanlah “Akan kuperbarui langkah ini, dengan niat yang kusempurnakan. Aku yakin Allah bersamaku, Bismillahirrahmaanirrahiim.. 

Berhenti terlalu menikmati zona nyamanmu, berlayarlah ke zona tak nyaman. Berjalanlah dalam penderitaan, maka kau akan benar-benar menikmati kebahagiaan. Tingkatkan ibadahmu. Sambung amalan yang terputus. Allah pasti akan menolongmu. “Sesungguhnya setelah kesulitan pasti ada kemudahan”, itu janji Allah. Jangan meragukanNya! Innallaaha ma’ana. Man Jadda wa jadda. Semangat! Allahuakbar!

0 komentar:

Posting Komentar

Mari berdiskusi! Silahkan, bekomentar dengan sopan! :D

Senin, 06 Mei 2013

MAS JOKO

Diposting oleh Camelia di Senin, Mei 06, 2013 0 komentar

Aku duduk sendiri di kantin sambil membaca serial One Piece no 25. Entah sudah berapa kali aku mengulang baca komik-komik One Piece-ku yang Cuma 25 buah.
“Suaramu tadi lumayan juga, Ris!” teriak Dita sambil menghampiri dan merangkulku.
“Aish.. bilang aja mau ngejek. Ga usah basa basi, lagi!” cibirku.
“Makanya, jangan telat lagi, lagian ngapain juga kamu nongol? Biasanya kalo telat kamu bolos, kan? Tapi serius, suara kamu nggak malu-maluin kok. Jadi pengen denger lagi.”
“makasih deh, pujiannya…  berarti besok gue telat lagi aja, ya?” timpalku bercanda. Atau bakal beneran? (jangan lagi deh!)
“Hahaha, iya! Ide bagus, tuh!” Yuri ketawa ngakak. “Sip, sip.. gue tunggu deh pokoknya penampilan selanjutnya.”
Seorang pria lewat di depan kami. Stylenya asik banget! Rambut gondrong sampai tengah leher, hampir menyentuh bahu, sih. Jamnya gede, rambutnya dikuncir kayak samurai, kaosnya item pake rompi jeans. Thumb up! Tapi kayaknya aku jarang lihat pria itu, kakak angkatan kah?
Dita, pernah liat tu cowok nggak? Yang barusan lewat.” Tanyaku padanya.
“Yang mana? Oh.. yang dikuncir? Dia kan Kak Joko, sekelas sama kita juga tau kalau kelas Biokimia. Tapi dia kakak angkatan, ngulang kayaknya
“Ehh..! Masa? Kok aku nggak tau?!” sergahku kaget.
Sambil memasang muka ‘of course’ Dita bilang, “Yah… secara dia sejenis sama kamu, tukang telat, tukang bolos! Pas dia masuk, kamu nggak masuk kali. Emang kenapa? Jangan-jangan! Kamu tertarik padanya, ya?!”
“Yee, ngomong sembarangan! Nggak mungkin banget!“
“Halah, salting!” Yuri cengengesan sambil memukul kepalaku pelan.

********************************

Kulihat dia kebingungan melihat bungkusan kecil berpita ada di dalam tasnya. Tentu saja! Baru ditinggal sebentar ke kamar kecil, balik-balik bungkusan itu sudah ada.
“Risma, kamu tahu siapa yang memasukkan kotak ini di tasku?” tanyanya padaku.
“Nggak, Kak. Mungkin emang udah ada dari tadi sebelum kamu dateng ke basecamp. Dahinya mengernyit agak lama, lalu mengangkat kedua bahu. Lalu berpamitan pulang. tak lama setelah itu, aku pulang juga setelah mengunci pintu sekretariat MAPALA. Dita sudah menantiku.

********************************

47 detik lagi. Lagi-lagi bertemu lampu merah. Seorang remaja mendatangiku meminta-minta. Kuberikan isyarat tidak. “Ayolah, mbak.. buat makan.. lima ratus aja nggak apa-apa, mbak..” ia merengek. Aku hanya memasang senyum seraya memberikan isyarat tidak.  ia pun berlalu mendatangi pengendara motor yang lain, melakukan hal serupa. Aku benci pengemis. Terutama yang masih muda dan kuat.  Mengemis itu adalah pekerjaan pemalas. Hanya meminta, apa susahnya?
“Tiiin.. ttiinn..” klakson mobil belakang membuyarkan lamunanku. Sudah lampu hijau. Kujalankan motorku.
Kutepikan motorku di depan warung tenda pinggir jalan. Lapar, belum makan lagi sejak sarapan.
“Pecel lele satu, mas!” pesanku pada mas-mas penjaga kasir.
“Oke, mbak. Joko, pecel lele satu!”
“Sip!”
Eeeengg..  sepertinya suara itu tidak asing. Kulongokkan kepalaku memandang sosok yang membelakangiku. Sepertinya benar itu dia. Tapi, masa’ di sini? Menghilang satu semester dari kampus dan dia ternyata ada di sini? Dia bekerja? Tubuhnya terlihat lebih kurus dari tiga bulan lalu, terakhir aku melihatnya. Rambutnya bertambah panjang sebahu, dikuncir ke atas.
Deg! Dia berbalik. Benar! Itu benar-benar dia. Sontak aku berdiri. Pengunjung lain memandangiku. Mas penjaga kasir juga memandangku heran. Aku pura-pura membenarkan baju karena malu. Ah, aku lepas kendali. Siapa suruh dia menghilang selama itu. Apa tadi dia melihatku? Apa dia menyadari kehadiranku? Sesekali kulihat punggungnya sibuk meracik bumbu dibantu Mas penjaga kasir. Aku tak berani menyapanya. Takut salah tingkah. Mereka mengobrol. Apa yang mereka obrolkan? Ah, nggak terdengar. Aku berdalih mengambil kerupuk di meja yang paling dekat dengan meja kasir, agar bisa mendengar obrolan mereka. Sempat kulirik Mas Joko. Eh, tunggu. Itu jam dariku! Dia masih memakainya. Aku puas, walau kutahu dia tak tahu aku pengirimnya.
“Tapi jadinya kamu tetap menerima hal itu, kan?” tanya Mas penjaga kasir.
“Iya, tidak terlalu buruk.” Jawab mas Joko.
“Istrimu diboyong ke Jogja juga?”
“Iya.”
 Iya?
Dan akupun semakin menyadari. Ternyata memang untuk selamanya aku hanya bisa  menjadi penggemar.

-0-

0 komentar:

Posting Komentar

Mari berdiskusi! Silahkan, bekomentar dengan sopan! :D

Belajar Maskeran

Diposting oleh Camelia di Senin, Mei 06, 2013 0 komentar
Dulu aku pernah nyobain pake masker garnier yang biru. Iseng-iseng. Sebelumnya pernah nyoba pake peel-off mask yang kuning. Peel-off mask. Pertama coba, gagal pake! Ternyata makenya g kaya yang kuning. Alhasil, maskernya g kering2, nggak bisa diklethek dan aku bete banget. L
garnier-mask self heating
Kenapa nggak kering ya.. padahal udah lama bget. Terus aku tipisin lagi maskernya, tetep aja g kering2. Sebel banget. Ya udah, aku bilas aja langsung. Eng ing eng.. wow, mukaku jadi bersih banget. *0*

garnier-mask peel-off
Puas banget sama hasilnya. Akhirnya rasa bete dan jengkel ilang seketika, berubah jadi seneng. =D
yah.. walau cara makenya salah, hasilnya tetep bisa dirasain kok. Beda sama garnier mask peel-off yang kuning, masker ini nggak bening. Teksturnya kaya masker pasta biasa. Warnanya biru muda. Karena ini masker heating sauna, pas dipake rasanya anget2 gitu. Tapi hasilnya memuaskan. Pokoknya seneng. 

dan beberapa hari kemudian, adekku bilang. "Mbak, mbak, kemaren tu yang kita pake emang bukan masker peel-off. self-heating sauna itu emg cm masker biasa. yo panteslah ditunggu berjam-jam nggak kering." bwahahahaha... ternyata akunya yg nggak teliti baca deskripsi. dan bener juga, di bungkusnya nggak ada keterangan itu masker peel-off! -__-'
seenaknya aja aku menganggap itu masker peel off dan marah-marah gara-gara ngerasa gagal. haha.. 
ceroboh, sih.. #masih senyum2 sendiri.


Silahkan mencoba ^^

0 komentar:

Posting Komentar

Mari berdiskusi! Silahkan, bekomentar dengan sopan! :D

Sabtu, 04 Mei 2013

Malam ajaib

Diposting oleh Camelia di Sabtu, Mei 04, 2013 0 komentar
Malam yang indah
bintang berbincang tentang hujan sore ini
bulan remang
bersembunyi malu-malu
berbisik tentang kabar gembira

Malam.
isyarat kesempurnaan
keajaiban ciptaan

0 komentar:

Posting Komentar

Mari berdiskusi! Silahkan, bekomentar dengan sopan! :D

Gila

Diposting oleh Camelia di Sabtu, Mei 04, 2013 0 komentar
Aku memelihara hamster
kujadikan avatar
...................................

Gila benar!
uangku berkurang makin hari
agaknya ada tuyul di sini

Esok hari,
kulihat hamsterku kekenyangan
giginya masih mengapit erat,
menggigit kepala Seokarno

0 komentar:

Posting Komentar

Mari berdiskusi! Silahkan, bekomentar dengan sopan! :D

Malam Itu Hujan Turun

Diposting oleh Camelia di Sabtu, Mei 04, 2013 0 komentar

Aku menuju tempatnya. Diantara sekian banyak malam, kenapa malam ini ? kukencangkan laju Satria-ku. Jalanan Jogja tetap terlihat ramai. Kulirik arloji di tangan kiriku, pukul 21.15

Mendung masih menggantung di langit. Setelah menumpahkan air seharian, masih belum cukup menghabiskan cadangan rupanya. Semoga tidak hujan. Nanti saja jika aku sudah selesai dengannya. Kumohon..

Sekali lagi kusesalkan, kenapa malam ini ? bukankah lebih baik ketika hari cerah ? setidaknya ada bintang. Bukan malam muram begini.

“Kamu bisa datang? Tolong, ya…” seperti biasa, suaranya di telepon selalu terdengar lebih lembut dan rapuh. Dan seperti biasa, aku tak dapat menolaknya. Yang bisa kulakukan adalah secepatnya mengeluarkan Satria-ku dari garasi dan memacunya secepat yang kubisa.

Lima belas menit perjalanan, dan aku sudah berdiri di depan rumah berdinding merah muda. Kulihat dia duduk di teras rumah. Sendiri. Menatap lurus ke depan.
“Aku sudah datang.” 
“Ah, kau.. cepatnya! Duduklah ! mau kubuatkan cokelat panas ?” Dia berdiri.
“ Tak usah, duduklah saja.. aku ke sini bukan untuk minum cokelat.”
“Ah, kau.. masih seperti biasanya.” katanya. Ia kembali duduk. Aku duduk di sampingnya. Mata itu. Selalu penuh mendung. Selalu penuh. Aku tak bisa menatap mata itu terlalu lama.
“Jadi, ada apa ?” Tanyaku. Pertanyaan sama yang berkali-kali kutanyakan padanya dan dia tak pernah menjawabnya. Ah, tidak.. dia menjawabnya. Selalu sama.
“Tak ada apa-apa, cuma ingin kamu bersamaku malam ini.”
Jika sudah begini, mau bagaimana lagi ? aku hanya duduk.
“Ah, komikku belum kau kembalikan, kan? Tadi koleksiku masih kurang tiga. Ayo kembalikan!” dia tersenyum. Tak menatapku. Tentu saja.
“Iya. Udah deh.. buat aku aja. Lagian kamu dah nggak baca lagi, kan?”
“Nggak mau! Aku susah payah ngumpulin, tau!” Jawabnya sambil merengut.
“Iya, deh.. bentar lagi.”
“Hahaha.. kamu itu, selalu aja gitu..” Dia tertawa. Lalu menghela napas.
“Malam ini indah , ya..” katanya.
“iya.”
“Aku selalu suka malam. Apalagi malam setelah hujan. Bau tanah, jalan yang bersih, udara yang sejuk…”
“Tapi dingin.” Potongku.
“Tapi nyaman.. “ Dia tersenyum. Aku tak bisa membantahnya. Diam.
Sialan! Hujan turun lagi.

Wajahnya.. Aku tak bisa menatap wajahnya jika hujan turun. Wajahnya, senyumnya, lesung pipitnya, aku tak bisa melihat itu semua. Dia terdiam. Aku terdiam. Lama.
********************************************************************

Dia gadis berkacamata. Manis. Setiap sabtu selalu membeli komik bersama kekasihnya. Seperti malam ini. Dia mengunjungi toko buku ini. Lagi-lagi membeli komik. Kekasihnya tak tampan menurutku. Masih lebih tampan aku. Ah, dia tersenyum lagi. Tertawa. Manisnya.

“Mas !” Ah, dia memanggilku.
“Komik ini yang terbaru di sebelah mana? Kok di barisan komik baru nggak ada?”
“Oh, sebentar saya carikan di katalog dulu ya, mbak..”
Haha.. mana mungkin aku tak tahu komik itu. Aku hanya mengulur waktu. Dia sepertinya tak acuh, masih ngobrol ceria dengan kekasihnya. Sepertinya kekasihnya lelaki yang baik. Walau benci untuk mengakuinya. Mereka memang benar-benar cocok. Dammit! Seandainya aku ada di posisi itu. Sialnya, walau aku lebih tampan dari dia, berusaha tampil keren tiap shift hari Sabtu, gadis itu tetap tak melirikku. Hah, siapa aku ? Gadis kasmaran itu tak mungkin melihat lelaki lain selain kekasihnya.
“Wah, stoknya habis, mbak. Mungkin beberapa hari lagi baru restock dari cabang lain. Mohon maaf..“ Kataku sambil menatap matanya.
“Yah…” Dia kecewa, muka cemberutnya itu manis sekali. Ouh!
“Ya sudah, makasih ya, mas.. “ Ekspresinya berubah, ramah. Aku hanya mengangguk sambil tersenyum.
********************************************************************

“Aku suka malam. sangat suka. malam itu.. indah.. “ Katanya suatu ketika.

“Entah sejak kapan aku suka malam. Malam itu indah dengan segala gemerlap lampunya. Palsu memang, tapi indah. Orang bilang malam itu menyeramkan, apalagi tengah malam. Tapi aku selalu bilang, malam itu indah. Kenapa, ya? Haha.. padahal sebagian besar yang ada pada malam itu dusta. Anak gadis terlihat lebih cantik di malam hari. Warna baju terlihat lebih indah, air mata dan sipu malu tak jelas terlihat. Tapi dari segala kedustaannya, malam menyimpan kepolosan. Kepolosan yang tak bisa kudeskripsikan. Kepolosan dalam lampu jalanan, kepolosan dalam senyum di tepi jalan, kepolosan dari angin yang berhembus, bintang yang berkilau dan kepolosan dalam udara basah.” Dia terus bicara, aku hanya diam.

”Ah, ada lagi yang kusuka dari malam. Suara jangkrik, katak dan hewan malam lain membuatku tak merasa kesepian. Lain dengan siang. Semua terlihat jelas saat siang, sehingga orang menyembunyikan perasaannya. Malam hari, membuat orang terluka berani menangis.. walau hal ini nggak berlaku pada semua orang. Sekali lagi, malam itu cantik.” Dia tersenyum. Melanjutkan bicara. Aku masih diam.

Dia ambil helaan napas, “Aku mencintai malam.”

Kalau sudah begini aku bingung harus merespon apa? Jadi aku tetap diam.
Dia diam.
“Tak terasa kita sudah sedekat ini, ya..” Aku memecah keheningan.
“Iya, kau sahabat terbaikku.” Dia tersenyum, menatapku. Entah mengapa hatiku sakit sekali.

Hujan turun.
Sore yang muram.
Tapi tentu tidak untuknya. Lihat, dia tersenyum menatap hujan. Dia beranjak. Aku hanya menatap tubuhnya berjalan mendekati hujan. Sedikit demi sedikit bajunya basah. Sore ini jalanan depan rumahnya cukup lengang. Ia berdiri di trotoar, menghadap langit. Matanya terpejam. Dia masih tersenyum. Senyum yang selalu sama. Kamu belum bisa tersenyum?
********************************************************************

Aku masih ingat dengan jelas. Kejadian itu terjadi di depan toko tempatku bekerja. Aku tak mungkin bisa lupa. Wajah kekasihmu, wajahmu, dan darah yang berceceran. Dari semua kenangan tentang hari itu. Wajahmu yang paling kuingat. Datar, tanpa ekspresi. Kenapa kau tak menangis? Aku tahu betapa sakitnya kehilangan orang yang kau cintai. Maaf aku tak bisa memelukmu. Aku beku. Maaf tak bisa mengusap air matamu. Karena kau tak menangis.

Kau masih diam, dengan wajah beku kau minum air mineral yang diberikan padamu. Kau duduk di tepi jalan. Memandangi kekasihmu yang kubawa ke ambulans. Kekasihmu itu pria yang baik, ya.. dia hendak melamarmu malam itu. Benar, aku menyentuh kotak cincin di saku celananya.
********************************************************************

Sore ini, aku ke tempatmu lagi.

Kau di rumah?

Pintumu rumahmu terbuka. Ah.. aku masuk saja. Menuju kamarmu. Aku akan mengagetkanmu dengan kedatanganku. Sudah terbayang bagaimana kamu kaget dan kita tertawa bersama.

Hah?!

Astaga!
“Apa yang kau lakukan?!” Teriakku.
Dia kaget sejenak. “Ah, kau.. kebetulan sekali. Aku bingung setelah ini bagaimana. Hmm.. Sepertinya mulai sekarang aku akan sering merepotkanmu.” Dia tersenyum.

Apa-apaan itu? Wajah itu, gunting itu, mata itu! Mengapa?! Mengapa kau tersenyum? Mengapa kau butakan dirimu?

Tak bisa. Aku tak bisa menahannya. Sontak aku memeluknya.

“Hei, kenapa kau menangis ?” Dia bertanya. Bodoh! Mana bisa kujawab? jika kau tak bisa menangis, biar aku yang menangis untukmu. Aku memeluknya dengan erat.
 ********************************************************************

“Tadi, kau bilang apa?” Tanyanya.
“Aku ingin melamarmu.” Kataku “Dengan cincin ini.”
“Tadinya aku mau bilang begitu..” Sambungku. “Tapi ini bukan milikku. Aku menemukannya di saku kekasihmu.” Aku menyodorkan kotak cincin merah muda.
Dia diam.
“Ambillah.. “ kuletakkan kotak itu dalam genggamannya.
“Tapi aku serius ingin jadi kekasihmu.”
Dia diam.
Aku menunggu kata yg akan diucapkannya. Sungguh menyiksa. Terasa sewindu.
“Baiklah, tapi aku tak bisa mencintaimu.”

Aku terdiam.
********************************************************************

Ternyata tak lama kemudian hujan reda.
“Kau masih belum bisa menangis?” tanyaku.
“Tentu saja, bagaimana aku bisa menangis, jika aku sudah tak punya mata ?”
“Kau juga gila sampai membutakan matamu sendiri.” Aku berujar. Pembicaraan seperti ini, sempat membuatku ngeri. Kini, rasanya sudah hambar.
“Tak apa, aku tak ingin melihat bayangan dia di setiap benda yang kulihat. Aku tak ingin terus menerus melihat kebohonganmu demi melindungi perasaanku. Dan yang jelas, aku tak perlu melihat hujan.” Dia berujar.
“Mengapa hidupmu begitu sulit?”
“Tidak sulit, aku hanya sudah tak bisa menangis. Aku mencintai malam, dia mencintai hujan, dan kau mencintaiku. Aku sedih. Aku sudah tak bisa menunjukkannya. Jadi, aku memilih tak usah melihat kesedihan. Cukup kurasakan saja. Tanpa tangisan, kesedihan dan senyuman sudah menjadi karib. Jadi kamu tak perlu khawatir.” Sekali lagi dia berujar yang tak kumengerti kecuali bagian aku mencintainya.

“Yang sulit itu hidupmu, kau menangis untukku, mencintaiku, namun aku tak pernah bisa menghapus bayang-banyang dia dariku. Kenapa kau tetap menunggu di sampingku?” Dia bertanya padaku.

“Karena kau membutuhkanku.” Jawabku.

“Haha… ngomong-ngomong, kamu sudah jarang menangis ya?”

Benar. Aku sudah jarang menangis. Ah, buat apa menangis? Kesedihan ini sudah terlampau putih, hampir transparan. “Kau masih mencintai malam, dia masih mencintai hujan, aku masih mencintaimu, dan kamu tetap buta. Semuanya tak akan berubah dengan tangisan. Yang jelas kini aku bersamamu. Yang jelas, kini aku kekasihmu. Yang penting aku datang saat kau butuh. Dan kau selalu di sini, itu sudah cukup.”

“Ya..” Timpalmu, “Nanti, jika aku sudah bisa menangis, kau mau menemaniku menangis?” Tanyanya.
“Ya.” Tak ada jawaban lain yang ada di otakku.
“Walau tanpa air mata?”
“Walau tanpa air mata.”
“Baiklah, Aku yakin kita bahagia. Ah, semoga pagi nanti matahari tidak terlalu garang..” Dia tersenyum.

Semoga, ketika pagi datang.. aku sudah selangkah menuju tempatmu. Merasakan apa yang kau rasa. Menangis bersama, walau tanpa air mata.
Dan hujanpun kembali turun.

Yogyakarta, 28 Februari 2013

0 komentar:

Posting Komentar

Mari berdiskusi! Silahkan, bekomentar dengan sopan! :D

Mug Kesayangan?

Diposting oleh Camelia di Sabtu, Mei 04, 2013 0 komentar
Aku bingung sendiri dengan fenomena ini (duh, bahasanya!). jadi ceritanya, aku punya Mug dari Alfamart. udah lupa sejak zaman kapan. kalo nggak salah sejak 2010. Mug itu pernah pecah dan aku tambal pakai solatip/solasi/isolasi/plester, dan berhasil menemaniku sampai 2013 ini.

pas masih jd tempat koin

Singkatnya, kenapa sampai aku bikin postingan ini adalah karena kemarin mug itu pecah lagi. yang lebih mengherankan adalah, aku mau-maunya nambal mug itu lagi. Aku sendiri bingung. apa aku sayang sama mug itu, ya? padahal cuma aku pake buat tempat koin (sekarang tempat pensil) gara2 bocor kalau buat minum. Kalau dipikir-pikir, mug itu bukan mug istimewa. biasa aja. cuma dapet gratisan di alfamart. pun aku juga bukan penggemar alfamart. jadi, kenapa? bahkan mug Zakumi yang aku suka aca pas pecah langsung kubuang.

Entahlah, mungkin karena mug Zankumi-ku pecahnya terlalu parah, atau karena aku terlalu sayang membuang mug yang masih bisa digunakan. yah, mungkin emang cuma sayang kalau ngebuang mug. pada dasarnya aku emang penyuka mug, sih.. selama masih bisa diperbaiki, mending diperbaiki aja. toh, masih bisa dipakai walau buat tempat pensil. :)
tempat pensil penuh tambalan

0 komentar:

Posting Komentar

Mari berdiskusi! Silahkan, bekomentar dengan sopan! :D

Hatta: Si Bung yang Jujur dan Sederhana

Diposting oleh Camelia di Sabtu, Mei 04, 2013 0 komentar
Buku Pak Hatta bersama Sunny ^0^

ini postingan pertamaku tentang resensi buku. pengennya sih, nanti bakalan ada postingan selanjutnya tentang resensi bukuku. bukan bermaksud promosi, sih.. ^^ cuma pengen berbagi pendapat aja.

nah buku yang mau kubahas adalah:
Hatta: Si Bung yang Jujur dan Sederhana
buku ini sebuah biografi singkat tenang pak Hatta. diterbitkan oleh Penerbit Ar-Ruzz media. mengisahkan perjalanan hidup pak Hatta, namun lebih fokus ke perjuangan beliau, keluarga, polemik, dan sifat-sifat khas beliau. Tebal buku ini cuma 158 halaman. jadi, lumayan untuk bacaan ringan setelah penat kuliah. apalagi banyak sifat pak Hatta yang menginspirasi.
Biografi memang terkesan 'berat', berbahasa resmi, penuh bukti2, nggak nyantai lah.. tapi tenang aja, kisah-kisah pak Hatta disampaikan oleh Adhe Firmansyah secara mengalir di buku ini. lebih seperti membaca cerita. namun tentu saja nggak kayak baca kumcer atau novel. :)

dari ketiga buku tentang pak Hatta yang kumiliki, buku ini yang paling ringan dan enak dibaca. :D. Cover buku ini juga lucu, menggunakan karikatur pak Hatta. cocok untuk yang pengen tahu tentang pak Hatta, tapi nggak suka baca biografi.

udah gitu aja, semoga bermanfaat. ^0^

selamat membaca!

0 komentar:

Posting Komentar

Mari berdiskusi! Silahkan, bekomentar dengan sopan! :D

 

Bunga Rumput Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei