Rabu, 27 Mei 2015

Mas, Kamu Cenayang, ya?

Diposting oleh Camelia di Rabu, Mei 27, 2015 4 komentar
"Kamu cenayang, ya?" kataku suatu hari padanya. Gimana enggak, dia bisa menebak hal yang belum kuceritakan. Dia seperti bisa menebak apa yang kupikirkan.

Dia cuma tertawa.
"Cenayang itu apa?" //Deng

Ahahaha...
Aku orang dengan sense yang bagus. Tapi bukan intuisi. Sebaliknya, dia punya intuisi yang bagus. Mungkin itu salah satu penyebab dia bisa membaca, mengira-ira apa yang dipikirkan orang lain. Sebuah kelebihan, yang dalam waktu bersamaan menjadi sebuah kekhawatiran.
"Aku khawatir kalau terlalu bisa menebak perasaan orang."
Gantian aku yang ketawa mendengar dia berkata demikian. Mana mungkin, paling juga cuma kebetulan.

Jujur aku jarang mempercayai yang namanya ikatan batin. Aku belum pernah merasa pengen berbuat sesuatu dan tenyata perbuatanku itu berpengaruh bagi orang lain. Belum pernah secara langsung merasa demikian. Aku lebih merasa emejing ketika terjadi sebuah kebetulan. Seperti ketemu beberapa kali secara nggak sengaja dengan orang yang sama. Atau kebetulan ketemu pas setelah berpikir, "Mungkin nggak ya aku ketemu dia." *ini rada nyrempet masa lalu* Nah, hal-hal semacam itu barulah emejing. Dan aku sebelumnya belum pernah mengalami kebetulan emejing dengan suamiku ini. Sebelumnya nggak pernah saling ketemu nggak sengaja, atau pake baju samaan nggak sengaja. Nggak pernah.

Sedikit cerita, kemarin pulang ngajar, tetiba pengen Cappucino Cincau atau cemilan manis. Motor berjalan, "Ethek ethek ethek..."
Duh, pengen yang manis-manis. Capcin? Nggak ah, nggak sejalur. Mampir toko beli coklat? Atau es krim aja yang murah? 

*mikir-mikir*

 Ah jangan deh, eman duit belanja. Jangan jajan Qia! Ntar aja kalau udah gajian. Tapi kok pengen coklat ya.. 

*lanjut mikir*

Oh iya, kan ada roti tawar dan meses! Yes, bisa.

Akhirnya pulang bikin roti oles meses.

Waktu berjalan dan disibukkan nyiapin makan malam.
Abis maghrib mas pulang bawa kresekan.
"Mas kayak bapakku deh, seneng belanja." komenku padanya.
Kubuka kresek dan kukeluarkan satu satu isinya. Aku merasa emejing. Isinya adalah barang-barang yang tadi kubatin dalam hati.

#Apa sebaiknya aku sms mas titip erok-erok buat goreng, ya? Kelupaan beli. Jangan ah, ntar ndak pulangnya telat --> ternyata dia beli
#Mas, kayaknya kita butuh engkrak kecil --> ternyata dia beli
#Hmm.. mungkin nggak ya dia pulang-pulang bawa coklat? Ahahaha.. nggak mungkin. --> TERNYATA DIA BELI COKLAT PLUS ES KRIM!

Padahal dia belanja tanpa sepengetahuanku. //Lalu diapun kehabisan uang
Aduuh, mas.. tau aja aku nggak tega beli coklat pake uang belanja. :")
Girang bangeet.. XD

"Kok tahu sih aku lagi pengen coklat sama es krim? Padahal aku nggak bilang."
"Perasaan aja."

Dan akhirnya aku merasa emejing.

"Kaaan, kamu cenayang ya, mas?"



Selamat membaca dan Happy blogging! \(^0^)/

4 komentar:

Posting Komentar

Mari berdiskusi! Silahkan, bekomentar dengan sopan! :D

Jumat, 22 Mei 2015

Story of My Life: Allah Mempertemukanku dengan Takdirku

Diposting oleh Camelia di Jumat, Mei 22, 2015 3 komentar

Pernah scroll beranda tumblr dalam suatu malam dan nemu kak Uti nulis beginian. Sontak aku merasa related. Gimana enggak? Ini aku banget.

bagaimana jika–takdirmu hadir dalam hidupmu saat kau sedang jatuh cinta pada seseorang lain?

saat kau telah memiliki segudang rencana untuk hidup bersama orang yang kau cintai?
atau sekadar, saat kau sedang mati-matian membuat dirimu–menarik dan mengambil perhatian seorang itu?

kau tau, Tuhan tidak pernah bermain dadu. 
maukah kau memperjuangkan orang yang kau cintai–dengan mengikhlaskannya? meninggalkan dan siap ditinggalkan pada saat yang sama.
maukah kau memperjuangkan takdirmu–dengan menerima kehadirannya? apa adanya dan tanpa sisa untuk yang lain.
maukah kau berjuang?

Tags: ceritacinta"

credit: Mbak Prawita Mutia


Bagaimana jika takdirmu hadir saat kau sedang jatuh cinta pada seseorang yang lain?

.. saat kau sedang mati-matian membuat dirimu menarik dan mengambil perhatian orang itu?

tambahannya, .. saat kau sedang berusaha menjadi lebih baik untuk orang itu?

Aku pernah menggantungkan harapan pada manusia, dan ini salah. Tentu saja. Hingga Allah menyadarkanku dengan sebuah dentaman keras di hati hingga aku benar-benar sadar. Bahwa yang menjadi motivasiku adalah salah. Bahwa setan telah mnyesatkanku terlampau jauh. Bahwa aku terlalu hanyut dengan permainan kata yang mencitrakan cinta dengan begitu menwan. Tentang bahwa setiap hati butuh satu nama untuk selalu diamini.

Teguran Allah telah mengubah piranku. Menamparku hingga batas kesadaranku berujar, rasa sakit itu adalah anugerah. Bahwa aku masih terlalu cemen, dan harus mendewasakan hatiku untuk mengambil pelajaran dari setiap tanda-tandaNya.

maukah kau memperjuangkan takdirmu dengan menerima kehadirannya?
Gais. kita tak pernah tahu takdir hingga takdir itu telah terjadi. Maka dari mana kita tahu bahwa seseorang itu adalah takdir yang musti kita perjuangkan?

Tiba masa ketika seseorang datang dengan segala niat baiknya, keseriusannya, memintaku menjadi motivasinya, menjadi pendampingnya hingga akhir hayatnya. Apakah aku telah yakin dia takdirku? Tentu tidak. Aku hanyalah manusia bodoh yang masih berusaha mengeja tiap tanda-tandaNya setiap hari. maka semua kukembalikan pada Allah. Dzat yang Maha Tahu segala sesuatu. Jika Allah meridhaiku dengannya, aku yakin akan dilancarkan hingga tiba waktunya janji. Namun jika tidak, Allah punya banyak cara untuk menegurku.

Waktupun bergulir..
Cobaan datang
Onak menyapa
hingga aku goyah dan tak tahu cara bersikap

Maka aku kembali menengok hatiku. Masih adakah nafsu disana? Sudahkan aku memandang semua dengan netral? Masihkah masa lalu dan rasa lama tersangkut hingga menghalangiku untuk obyektif? Adakah semua itu menghalangiku menerjemahkan petunjuk Allah?

Tak ada cara lain, aku harus bersujud. Bertanya. Dan total percaya bahwa Allah akan menunjukkan.

"Jodohmu itu hanya satu, menggunakan jalan yang batil jodohmu tetap dia, menggunakan jalan yang baikpun jodohmu tetap dia. kita hanya perlu memilih akan menyambutnya dengan jalan apa. Jika hasilnya sama, maka mengapa tak kita sambut dengan jalan yang baik?" (Hasil ngobrol sama Aini)

Kembali menyadari kelemahan dan meminta Allah menentukan semua. Aku yakin Allah tahu dengan siapa aku bisa saling memantaskan.

Maka dengan segala kepasrahan, dengan menghilangkan segala nafsu, dengan menyimpan masa lalu tetap di belakang, bismillah.. ridha Allah jatuh pada dia yang dengan istiqamah memperjuangkanku. Bukan semata karena cinta. Tapi karena Allah. Karena ibadah.

Setelah menetralkan hati, Allah menunjukkan jalanNya.

Bertahun-tahun aku menjaga hati dan prinsipku untuk tidak pacaran.
Bertahun-tahun pula diapun menjaga dirinya untuk tidak pacaran.

Kami sama-sama pernah menyimpan hati untuk orang lain, tapi sama-sama tak pernah melanggar prinsip. Hingga Allah saling memantaskan kami untuk satu sama lain. Hingga Allah meridhai janji itu terlaksana, kami tetap saling menjaga diri. Subhanallah..
semoga terus menjadi pasangan yang pandai menjaga diri *dan satu sama lain*



Temanggung, Sabtu, 2 Mei 2015.
Allah menghalalkan ia untukku, dan aku untuknya. Cinta, adalah suatu hal yang dapat dibangun bersama.

Menikah tak selalu harus dimulai dengan cinta, tapi harus dimulai dengan ridhaNya.

Selalulah percaya, Allah tahu yang terbaik untuk kita.
Thanks for always believing me, mas.
Semoga Allah meridhai pernikahan kita. :)
Love you~




















Tak harus sama, tp harus sevisi. Tak harus semadzhab, tapi harus seislam.

Kata Fahd kurang lebih begini, Rumah tangga adalah bagai rumah dengan tangga di dalamnya. Tiap tangga mewakili fase menuju kedewasaan. Jika tangga itu rusak, bukan berarti kita harus berpindah rumah dan berganti rumah baru, tapi yang perlu kita lakukan adalah memperbaiki tangganya.

Allahu a'lam bish showab.
Semoga Allah meridhai kita semua.

Semangaaat!

3 komentar:

Posting Komentar

Mari berdiskusi! Silahkan, bekomentar dengan sopan! :D

 

Bunga Rumput Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei