Sabtu, 01 Maret 2014

Kau Bebaskan Aku Tanpa Syarat

Diposting oleh Camelia di Sabtu, Maret 01, 2014
"Hmmm..." Aku menghela napas lagi. Hei, ini sudah kali keberapa?

Burung Cangak terbang di langit Yogyakarta, kembali ke rumah. Semburat oranye menegaskan bahwa ini waktunya bulan untuk menampakkan diri. Aku masih menyelonjorkan kaki di rerumputan. Sendiri.
Ini sudah langit keberapa yang kupandang hari ini? Ah, langit kan hanya satu. Aku saja yang melihatnya berulang, dari tempat yang berbeda. Ini kali kedua aku duduk berselonjor di rerumputan ini, memandang langit. Langit yang samakah seperti yang kau pandang? Entahlah. Mungkin kau bahkan tak berniat untuk menatap langit. Kau sibuk.

Tapi ini kali kesekianku memandang langit, dan kali keduaku memandangnya dari sini. Wajahmu masih terpampang di awan-awan. Awan selalu berubah, tapi bayangmu tidak.

Memikirkan bahwa diriku menjadi melow karenamu, itu sangat luar biasa. Ini kali pertama. Kau, yang membuat aku jatuh cinta, sekaligus patah hati. Kau yang memberiku pelajaran, bahwa mencintai tak harus memiliki.

Aku ikhlas. Aku ikhlaskan hatiku melihatmu bersamanya.

"Haaahh..."

Kurebahkan punggungku. Hari semakin gelap dan suara cangak semakin kencang. Mengatur posisi tidur, mungkin. Nyamuk-nyamuk mulai menggerayangiku. Kubiarkan saja. Di tanganku masih ada bukumu. Buku yang kau berikan padaku. Bukan karena atensi apapun. Hanya karena kau harus mengganti bukuku yang hilang. Hanya itu.

Untukku itu berharga. Kupeluk buku itu erat-erat. Maafkan aku karena berdelusi tentangmu. Biarkan aku memainkan skenario di kepalaku. Skenario yang menyenangkan hatiku. Biarkan aku bermimpi tentangmu, karena di dunia nyataku tak ada 'kamu untukku'. Walau kau tak tahu rasaku, izinkan aku tetap berusaha mengirimkannya. Lewat desiran sang bayu, dan awan yang berbentuk sembilu.

Aku ingin jujur. Aku mencintaimu. Dan masih akan begitu. Aku tak akan memaksa cinta itu pergi. Tapi satu hal yang perlu kau tahu, aku mengikhlaskanmu. Aku siap melihatmu bersamanya, menggandengnya, mencintainya. Aku melepaskanmu.

Aku mencintaimu tanpa syarat. Kau tak perlu menjadi kekasihku untuk mendapat cintaku.
Aku mengagumimu dengan kebebasan. Karena dengan begitu aku pun bebas.
Aku tersenyum. Lega dalam hati tak terperi. Sudah kutemukan makna cintaku.

"Aku mencintaimu tanpa syarat"

kubisikkan sekali lagi. Lalu semua serasa sunyi. Cangak yang terdiam, angin semilir, nyamuk yang berdengung, pasti ikut mendoakan kebebasanku. Kupejamkan mata, mencipta sosokmu dalam ingatan. Kau adalah cinta. Izinkan aku mencintaimu tanpa syarat.

Kupeluk bukumu semakin erat.

Yogyakarta, 27 Februari 2014

Selamat membaca dan Happy blogging! \(^0^)/

4 komentar:

  1. ahahahahah,,, rasanya aku ingin memanggil seseorang yang kau titipi salam lewat desiran bayu yang lembut namun membuat sembilu. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aaaah~ mbak, Dhita! XD
      Sekarang aku sudah tak butuh kau wakilkan. :3

      Hapus
  2. Balasan
    1. iya nih, bu.. ^^ mohon masukan nggih, bu..

      Hapus

Mari berdiskusi! Silahkan, bekomentar dengan sopan! :D

 

Bunga Rumput Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei