Rasaku
mulai memudar. Kemampuan menulisku menumpul. Akan kuasah lagi. Mula-mula dengan
menulis diari. Aku sudah lelah menulis diari di buku diari. Entah kenapa.
Sekarangpun aku tak tahu mau menulis apa. Hmm.. seminggu aku menjadi pecundang.
Terbawa mood, melayang-layang. Tak sadar, hingga kemarin aku tahu telah
melewatkan jadwal ujian. Benar-benar merasa jadi pecundang. Kenapa aku bisa
melewatkan ujian? Kenapa aku nggak lihat jadwal lagi? Bukankah aku pernah
mendapati hal yang sejenis? Kenapa aku nggak belajar dari pengalaman? Bukankah keledai tidak akan jatuh di lubang
yang sama? Apa aku lebih bodoh dari keledai? Bilang mencari jawaban, nyatanya
aku tidak bergerak. Masih di tempat yang sama. Aku berjalan tanpa tujuan. Tak
tahu kemana melangkah. Aku merasa buta.
Merasa hatiku semakin ... entahlah, keras? Ah, jangan. Aku masih ingin malu.
Aku masih ingin mau. Aku masih ingin berkeringat. Aku masih ingin tertawa. Aku
bahkan sangat ingin menangis. Kegagalan itu awal kesuksesan. Tapi.. sampai
kapan aku akan gagal? Ternyata hatiku tak sekuat itu. Aku harus mengencangkan
baut di hatiku. Mengganti tautan yang aus dan memberinya warna yang berbeda.
Aku yakin masih ada harapan. Karena ternyata aku masih bisa merasa.
Sabtu, 21 Juli 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Mari berdiskusi! Silahkan, bekomentar dengan sopan! :D