Senin, 01 Juni 2015

AKU HAMIL

Diposting oleh Camelia di Senin, Juni 01, 2015
Saat mengetahui berita kehamilan, pasti ekspresi tiap pasangan berbeda-beda. Ada yang senang, haru, bisa juga sedih. Tingkat keharuannya pun pasti berbeda antara manten baru dan pasangan yang telah menunggu beberapa lama. Memiliki anak dengan pasangan yang sah adalah sebuah anugerah. Pasti beda rasanya dengan memiliki anak dari hubungan yang belum halal. Na'udzubillah.. semoga kita selalu terhindar dari hal-hal sedemikian.

Jujur, awal menikah aku belum terlalu berpikir memiliki momongan. Meskipun ketika walimah tiap ada yang mendoakan tetap diaminkan. :3 *pernah juga nggak mengamini ding.
"Semoga cepet dapet momongan ya.."
"Ehehehmm... " //cuma cengar cengir.

Bukan, bukan ingin mencederai takdir Allah, saat itu aku terlalu banyak berpikir. Bahkan masalah anak ini sudah aku bincangkan dengan calon suami sebelum kami menikah. Aku beralasan, Anak kecil itu cepat sekali besar. Aku merasa belum mampu secara ilmu untuk menjadi ibu yang baik. Sekarang saja masih belajar jadi isteri. Nanti jika cepat punya anak, sedang kita belum siap secara keilmuan bagaimana? Ketika anak bertanya namun kita tidak bisa menjawab, ketika pondasi keagamaan terlambat diberikan karena kurang belajar. Masalah rumah tangga dan anak rasanya menjadi hal sangat serius untukku. Khawatir kurang ilmu untuk menjadi ibu yang baik. Merasa banyak yang kurang. Aku pengen belajar dulu, baru jadi ibu ketika siap. Dan calonku pun memahami.

Setelah menikah, akhirnya aku sadar. Kenapa aku mendahului Allah? Bukankah Allah lebih memahami hambaNya daripada kita sendiri? Buktinya Allah percepat jodohku, padahal awalnya belum kepikiran. Berarti Allah menganggap aku mampu kan? Allah tak menguji hambanya di luar batas kemampuannya.

Maka berbekal keyakinan pada Allah, aku dan suami berpikir baik saja. Kalau memang diberi momongan segera, berarti Allah ingin kita cepat belajar. Belajar lebih dewasa dan menjadi orang tua. Allah menitipkan amanah, berarti Allah percaya. Yang perlu kami lakukan hanya ikhtiar, doa, dan tawakal.

Bismillah..

Sebulan pernikahan, Allah menitipkan jundi kecil di rahimku. Suami sudah punya firasat lebih dulu meski aku baru telat tiga hari. *cuma karena ku jadi sering bersendawa*. Akhirnya benar, setelah telat hampir seminggu, testpack menunjukkan dua garis. Alhamdulillah...


Dulu aku berharap suami kaget, haru, nangis2 gitu.. tapi pas kukabari aku positif, dia dengan wajah tenang berujar, "Alhamdulillah..." gitu doang.
"Mas udah nebak, ya?"
"Iya."

Dan kejutan pun gagal.


Selamat membaca dan Happy blogging! \(^0^)/

0 komentar:

Posting Komentar

Mari berdiskusi! Silahkan, bekomentar dengan sopan! :D

 

Bunga Rumput Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei