Jumat, 11 Maret 2016

Harap-Harap Cemas: Benarkah Aku Kontraksi?

Diposting oleh Camelia di Jumat, Maret 11, 2016
Senin, 29 Februari 2016

Setelah hari yang penuh penantian dan air mata Ahad kemarin, akhirnya suami muncul keesokan harinya. Pas hari Senin tanggal 29 Februari.

Apakah dedek akan lahir tanggal 29 Februari? Hiihi... tanggal langka.
Lewat 39 minggu, kandunganku masih anteng seperti biasa, tak ada tanda kontraksi palsu, tak ada flek. Bahkan badanku enak bangeeet. Nggak pegel-pegel kaya biasanya. Semakin khawatir deh, apalagi pergerakan dedek semakin pasif. Gerak kalau sore atau malam saja. Semala pagi ibunya galau, deh.. :')

semakin kejer nanyain temen-temen yang pernah lahiran atau HPLnya deketan. Gimana proses mereka lahiran, sudah lahiran apa belum, dll. Sambil harap-harap cemas, aku tetap berusaha khusnudzon. Cukup tenang karena suami sudah stand by.

"Dek, kalau pengen keluar udah boleh, lho.. bapak sudah sampai sini." kataku sambil ngusap perut.
Suami senantiasa menasehatiku agar sabar.
"Ayo, nunggu 8 bulan lebih kan bisa. Ini sebentar lagi juga pasti bisa. Banyak berdoa aja."

Aku manut.

Selasa, 1 Maret 2016

Wah, sudah masuk Maret, semakin deg-degan. Jujur selama nggak ada suami agak males jalan-jalan pagi. Semua orang rumah sibuk berangkat kerja dan sekolah. Nggak ada temen jalan. Males jalan sendiri. Ada simbah, sih.. tapi jalan aja agak kesusahan. :')
Akhirnya Selasa pagi, jalan-jalanlah dengan suami muterin alun-alun Temanggung 2 kali putaran.
Agak kerasa senut-senut di daerah pubis, tapi lemah banget. Mungkin karena lama nggak jalan. Setelah puas jalan, lalu jajan dan pulang.

Pukul 9.00 masih sempat bobok pagi. Kecapekan mungkin, perut kerasa melilit tapi tetep bisa bobok. Melilitnya sampai kebawa mimpi.. XD
Pukul 11.00 usai mandi, pengen nyantai-nyantai. Kerasa agak mules, tapi lemah banget. Seperti haid hari kesekian. Muncul hilang cukup teratur. Apakah ini kontraksi?

Mulai deh tanya-tanya teman via whatsapp. Nanya sepertia apa rasanya kontraksi.
Lalu temenku si Prima nelpon ribet sendiri meyakinkan itu kontraksi.
Aku ngeyel bahwa itu bukan. Belum, wong rasanya aja nggak sakit. Belum keluar flek darah maupun lendir juga. "Tapi teratur, kan? Udah sana periksa!"
Aku kekeuh nggak mau, sampai dipaksa-paksa, akhirnya berencana periksa ke bidan langganan kontrol.

Setelah dhuhur, aku dan suami berangkat naik motor ke bidan. Bidannya tutup! Duh, bu.. kok perginya ngepasi aku senut-senut. Selanjutnya karena bingung, kami menemui bapak-ibu yang sedang dinas di RSU.

"Alhamdulillah, sudah flek?" tanya ibu.
"Belum."
"Di USG aja dulu, yuk.."
Lalu di USG sambil nunggu bapak datang. Ketuban cukup, posisi masih oke. Disarankan pulang dulu, jalan-jalan aja terus agar lebih cepat bukaan.

Wait, aku beneran mau lahiran ini?

Kami kembali pulang.
"Masih kontraksi, dek?" mas nanya.
"Masih."

Di rumah akhirnya dipantau durasi dan jarak perkontraksi menggunakan aplikasi. hihi...
Sekitar jam 14.00an, kami jalan-jalan di sekitar rumah. Kalau kontraksi datang berhenti dulu.
Semakin sore semakin sakit.

Bidan langganan menjanjikan pulang jam 18.00, kami menunggu. Setelah maghrib ditelpon ternyata bidan langganan belum bisa pulang. Duh...

GIMANA DOONG?

Akhirnya dibawa ke RSU, deh.. :)
Ya sudahlah, bismillah.. dateng-dateng masuk UGD buat pemeriksaan.

Cerita selanjutnya disambung di postingan ini saja, ya.. --> (klik link)


Selamat membaca dan Happy blogging! \(^0^)/

0 komentar:

Posting Komentar

Mari berdiskusi! Silahkan, bekomentar dengan sopan! :D

 

Bunga Rumput Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei